Total Statistik Pengunjung

25.5.20

Definisi Khodam menurut Islam

Definisi tentang Khodam menurut Islam

Khodam Jin Dan Khodam Malaikat
Yang dimaksud khodam dalam uraian ini adalah penjaga yang didatangkan dari dunia ghaib untuk manusia, bukan untuk benda bertuah. Didatangkan dari rahasia urusan Ilahiyah yang terkadang banyak diminati oleh sebagian kalangan ahli mujahadah dan riyadlah tetapi dengan cara yang kurang benar. Para ahli mujahadah itu sengaja berburu khodam dengan bersungguh-sungguh. Mereka melakukan wirid-wirid khusus, bahkan datang ke tempat-tempat yang terpencil. Di kuburan-kuburan tua yang angker, di dalam gua, atau di tengah hutan. Ternyata keberadaan khodam tersebut memang ada, mereka disebutkan di dalam al-Qur’an al-Karim. Diantara mereka ada yang datang dari golongan Jin dan ada juga dari Malaikat, namun barangkali pengertiannya yang berbeda. Karena khodam yang dinyatakan dalam Al- Qur’an itu bukan berupa kelebihan atau linuwih yang terbit dari basyariah manusia yang disebut “kesaktian”, melainkan berupa sistem penjagaan dan perlindungan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh sebagai buah ibadah yang mereka lakukan.
Sistem perlindungan tersebut dibangun oleh rahasia urusan Allah s.w.t yang disebut “walayah”, dengan itu supaya fitrah orang beriman tersebut tetap terjaga dalam kondisi sebaik-baik ciptaan. Allah s.w.t menyatakan keberadaan khodam-khodam tersebut dengan firman-Nya: ﻟَﻪُ ﻣُﻌَﻘِّﺒَﺎﺕٌ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻣِﻦْ ﺧَﻠْﻔِﻪِ ﻳَﺤْﻔَﻈُﻮﻧَﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳُﻐَﻴِّﺮُ ﻣَﺎ ﺑِﻘَﻮْﻡٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻐَﻴِّﺮُﻭﺍ ﻣَﺎ ﺑِﺄَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ “Bagi manusia ada penjaga-penjaga yang selalu mengikutinya, di muka dan di belakangnya, menjaga manusia dari apa yang sudah ditetapkan Allah baginya. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubahnya sendiri”. (QS. ar-Ra’d; 13/11)
Lebih jelas dan detail adalah sabda Baginda Nabi s.a.w dalam sebuah hadits shahihnya: ﺣَﺪِﻳﺚُ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺣَﺐَّ ﻋَﺒْﺪًﺍ ﺩَﻋَﺎ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺃُﺣِﺐُّ ﻓُﻠَﺎﻧًﺎ ﻓَﺄَﺣِﺒَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻴُﺤِﺒُّﻪُ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞُ ﺛُﻢَّ ﻳُﻨَﺎﺩِﻱ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﻓُﻠَﺎﻧًﺎ ﻓَﺄَﺣِﺒُّﻮﻩُ ﻓَﻴُﺤِﺒُّﻪُ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻗَﺎﻝَ ﺛُﻢَّ ﻳُﻮﺿَﻊُ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻘَﺒُﻮﻝُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭ ﻣﺴﻠﻢ * “Hadits Abi Hurairah r.a berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba, memanggil malaikat Jibril dan berfirman : “Sungguh Aku mencintai seseorang ini maka cintailah ia”. Nabi s.a.w bersabda: “Maka Jibril mencintainya”. Kemudian malaikat Jibril memanggil- manggil di langit dan mengatakan: “Sungguh Allah telah mencintai seseorang ini maka cintailah ia, maka penduduk langit mencintai kepadanya. Kemudian baginda Nabi bersabda: “Maka kemudian seseorang tadi ditempatkan di bumi di dalam kedudukan dapat diterima oleh orang banyak”. (HR Bukhori dan Muslim ) Dan juga sabdanya: ﺣَﺪِﻳﺚُ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ : ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺘَﻌَﺎﻗَﺒُﻮﻥَ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺔٌ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺔٌ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻭَﻳَﺠْﺘَﻤِﻌُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮِ ﻭَﺻَﻠَﺎﺓِ ﺍﻟْﻌَﺼْﺮِ ﺛُﻢَّ ﻳَﻌْﺮُﺝُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺑَﺎﺗُﻮﺍ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻓَﻴَﺴْﺄَﻟُﻬُﻢْ ﺭَﺑُّﻬُﻢْ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻬِﻢْ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻢْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻱ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺗَﺮَﻛْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻭَﺃَﺗَﻴْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ “Hadits Abi Hurairah r.a Sesungguhnya Rasulullah s.w.t bersabda: “Mengikuti bersama kalian, malaikat penjaga malam dan malaikat penjaga siang dan mereka berkumpul di waktu shalat fajar dan shalat ashar kemudian mereka yang bermalam dengan kalian naik (ke langit), Tuhannya bertanya kepada mereka padahal sesungguhnya Dia lebih mengetahui keadaan mereka: di dalam keadaan apa hambaku engkau tinggalkan?, mereka menjawab: mereka kami tinggalkan sedang dalam keadaan shalat dan mereka kami datangi sedang dalam keadaan shalat”. (HR Buhori dan Muslim) Setiap yang mencintai pasti menyayangi. Sang Pecinta, diminta ataupun tidak pasti akan menjaga dan melindungi orang yang disayangi. Manusia, walaupun tanpa susah-susah mencari khodam, ternyata sudah mempunyai khodam-khodam, bahkan sejak dilahirkan ibunya. Khodam-khodam itu ada yang golongan malaikat dan ada yang golongan Jin. Diantara mereka bernama malaikat Hafadhoh (penjaga), yang dijadikan tentara- tentara yang tidak dapat dilihat manusia. Konon menurut sebuah riwayat jumlah mereka 180 malaikat. Mereka menjaga manusia secara bergiliran di waktu ashar dan subuh, hal itu bertujuan untuk menjaga apa yang sudah ditetapkan Allah s.w.t bagi manusia yang dijaganya. Itulah sistem penjagaan yang diberikan Allah s.w.t kepada manusia yang sejatinya akan diberikan seumur hidup, yaitu selama fitrah manusia belum berubah. Namun karena fitrah itu terlebih dahulu dirubah sendiri oleh manusia, hingga tercemar oleh kehendak hawa nafsu dan kekeruhan akal pikiran, akibat dari itu, matahati yang semula cemerlang menjadi tertutup oleh hijab dosa-dosa dan hijab-hijab karakter tidak terpuji, sehingga sistem penjagaan itu menjadi berubah. KHODAM JIN DAN KHODAM MALAIKAT ‘Setan’, menurut istilah bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba’uda atau jauh. Jadi yang dimaksud ‘setan’ adalah makhluk yang jauh dari kebaikan. Oleh karena hati terlebih dahulu jauh dari kebaikan, maka selanjutnya cenderung mengajak orang lain menjauhi kebaikan. Apabila setan itu dari golongan Jin, berarti setan Jin, dan apabila dari golongan manusia, berarti setan manusia. Manusia bisa menjadi setan manusia, apabila setan Jin telah menguasai hatinya sehingga perangainya menjelma menjadi perangai setan. Rasulullah s.a.w menggambarkan potensi tersebut dan sekaligus memberikan peringatan kepada manusia melalui sabdanya: ﻟَﻮْﻻَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦَ ﻳَﺤُﻮْﻣُﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻗُﻠُﻮْﺏِ ﺑَﻨِﻰ ﺁَﺩَﻡَ ﻟَﻨَﻈَﺮُﻭْﺍ ﺍِﻟَﻰ ﻣَﻠَﻜُﻮْﺕِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ “Kalau sekiranya setan tidak meliputi hati anak Adam, pasti dia akan melihat alam kerajaan langit”. Di dalam hadits lain Rasulullah s.a.w bersabda: ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻟَﻴَﺠْﺮِﻯ ﻣِﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﺁَﺩَﻡَ ﻣَﺠْﺮَﻯ ﺍﻟﺪَّﻡِ ﻓَﻀَﻴِّﻘُﻮْﺍ ﻣَﺠَﺎِﺭﻳَﻪُ .ِﻉْﻮُﺠْﻟﺎﺑِ “Sesungguhnya setan masuk (mengalir) ke dalam tubuh anak Adam mengikuti aliran darahnya, maka sempitkanlah jalan masuknya dengan puasa”. Setan jin menguasai manusia dengan cara mengendarai nafsu syahwatnya. Sedangkan urat darah dijadikan jalan untuk masuk dalam hati, hal itu bertujuan supaya dari hati itu setan dapat mengendalikan hidup manusia. Supaya manusia terhindar dari tipu daya setan, maka manusia harus mampu menjaga dan mengendalikan nafsu syahwatnya, padahal manusia dilarang membunuh nafsu syahwat itu, karena dengan nafsu syahwat manusia tumbuh dan hidup sehat, mengembangkan keturunan, bahkan menolong untuk menjalankan ibadah. Dengan melaksanakan ibadah puasa secara teratur dan istiqomah, di samping dapat menyempitkan jalan masuk setan dalam tubuh manusia, juga manusia dapat menguasai nafsu syahwatnya sendiri, sehingga manusia dapat terjaga dari tipudaya setan. Itulah hakekat mujahadah. Jadi mujahadah adalah perwujudan pelaksanaan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya secara keseluruhan, baik dengan puasa, shalat maupun dzikir. Mujahadah itu merupakan sarana yang sangat efektif bagi manusia untuk mengendalikan nafsu syahwat dan sekaligus untuk menolak setan. Allah s.w.t berfirman: ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﻘَﻮْﺍ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺴَّﻬُﻢْ ﻃَﺎﺋِﻒٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺗَﺬَﻛَّﺮُﻭﺍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫُﻢْ ﻣُﺒْﺼِﺮُﻭﻥَ “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka berdzikir kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat”. (QS.al- A’raaf.7/201) Firman Allah s.w.t di atas, yang dimaksud dengan lafad “Tadzakkaruu” ialah, melaksanakan dzikir dan wirid-wirid yang sudah diistiqamahkan, sedangkan yang dimaksud “Mubshiruun”, adalah melihat. Maka itu berarti, ketika hijab-hijab hati manusia sudah dihapuskan sebagai buah dzikir yang dijalani, maka sorot matahati manusia menjadi tajam dan tembus pandang. Jadi, berdzikir kepada Allah s.w.t yang dilaksanakan dengan dasar Takwa kepada-Nya, di samping dapat menolak setan, juga bisa menjadikan hati seorang hamba cemerlang, karena hati itu telah dipenuhi Nur ma’rifatullah. Selanjutnya, ketika manusia telah berhasil menolak setan Jin, maka khodamnya yang asalnya setan Jin akan kembali berganti menjadi golongan malaikat. ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ ﺗَﺘَﻨَﺰَّﻝُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﺃَﻟَّﺎ ﺗَﺨَﺎﻓُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺤْﺰَﻧُﻮﺍ ﻭَﺃَﺑْﺸِﺮُﻭﺍ ﺑِﺎﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗُﻮﻋَﺪُﻭﻥَ(30)ﻧَﺤْﻦُ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺅُﻛُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺸْﺘَﻬِﻲ ﺃَﻧْﻔُﺴُﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻜُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣَﺎ ﺗَﺪَّﻋُﻮﻥَ “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu merasa takut janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”(30)Kamilah pelindung- pelindungmu di dalam kehidupan di dunia maupun di akherat”. (QS. Fushilat; 41/30-31) Firman Allah s.w.t di atas yang artinya: “Kami adalah pelindung-pelindungmu di dalam kehidupan di dunia maupun di akherat”, itu menunjukkan bahwa malaikat- malaikat yang diturunkan Allah s.w.t kepada orang yang istiqamah tersebut adalah untuk dijadikan khodam- khodam baginya. Walhasil, bagi pengembara-pengembara di jalan Allah, kalau pengembaraan yang dilakukan benar dan pas jalannya, maka mereka akan mendapatkan khodam- khodam malaikat. Seandainya orang yang mempunyai khodam Malaikat itu disebut wali, maka mereka adalah waliyullah. Adapun pengembara yang pas dengan jalan yang kedua, yaitu jalan hawa nafsunya, maka mereka akan mendapatkan khodam Jin. Apabila khodam jin itu ternyata setan maka pengembara itu dinamakan walinya setan. Jadi Wali itu ada dua (1) Auliyaaur-Rohmaan (Wali- walinya Allah), dan (2) Auliyaausy-Syayaathiin (Walinya setan). Allah s.w.t menegaskan dengan firman-Nya: ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻟِﻲُّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﻳُﺨْﺮِﺟُﻬُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨُّﻮﺭِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺅُﻫُﻢُ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕُ ﻳُﺨْﺮِﺟُﻮﻧَﻬُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨُّﻮﺭِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺧَﺎﻟِﺪُﻭﻥَ “Dan orang-orang yang tidak percaya, Wali-walinya adalah setan yang mengeluarkan dari Nur kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS.al-Baqoroh.2/257) Dan juga firman-Nya: ﺇِﻧَّﺎ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦَ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ “Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan sebagai Wali-wali bagi orang yang tidak percaya “. (QS. Al- A’raaf; 7/27) Seorang pengembara di jalan Allah, baik dengan dzikir maupun wirid, mujahadah maupun riyadlah, kadang- kadang dengan melaksanakan wirid-wirid khusus di tempat yang khusus pula, perbuatan itu mereka lakukan sekaligus dengan tujuan untuk berburu khodam-khodam yang diingini. Khodam-khodam tersebut dicari dari rahasia ayat-ayat yang dibaca. Semisal mereka membaca ayat kursi sebanyak seratus ribu dalam sehari semalam, dengan ritual tersebut mereka berharap mendapatkan khodamnya ayat kursi. Sebagai pemburu khodam, mereka juga kadang-kadang mendatangi tempat-tempat yang terpencil, di kuburan- kuburan yang dikeramatkan, di dalam gua di tengah hutan belantara. Mereka mengira khodam itu bisa diburu di tempat-tempat seperti itu. Kalau dengan itu ternyata mereka mendapatkan khodam yang diingini, maka boleh jadi mereka justru terkena tipudaya setan Jin. Artinya, bukan Jin dan bukan Malaikat yang telah menjadi khodam mereka, akan tetapi sebaliknya, tanpa disadari sesungguhnya mereka sendiri yang menjadi khodam Jin yang sudah didapatkan itu. Akibat dari itu, bukan manusia yang dilayani Jin, tapi merekalah yang akan menjadi pelayan Jin dengan selalu setia memberikan sesaji kepadanya. Sesaji-sesaji itu diberikan sesuai yang dikehendaki oleh khodam Jin tersebut. Memberi makan kepadanya, dengan kembang telon atau membakar kemenyan serta apa saja sesuai yang diminta oleh khodam- khodam tersebut, bahkan dengan melarungkan sesajen di tengah laut dan memberikan tumbal. Mengapa hal tersebut harus dilakukan, karena apabila itu tidak dilaksanakan, maka khodam Jin itu akan pergi dan tidak mau membantunya lagi. Apabila perbuatan seperti itu dilakukan, berarti saat itu manusia telah berbuat syirik kepada Allah s.w.t. Kita berlindung kepada Allah s.w.t dari godaan setan yang terkutuk. Memang yang dimaksud khodam adalah “rahasia bacaan” dari wirid-wirid yang didawamkan manusia. Namun, apabila dengan wirid-wirid itu kemudian manusia mendapatkan khodam, maka khodam tersebut hanya didatangkan sebagai anugerah Allah s.w.t dengan proses yang diatur oleh-Nya. Khodam itu didatangkan dengan izin-Nya, sebagai buah ibadah yang ikhlas semata-mata karena pengabdian kepada-Nya, bukan dihasilkan karena sengaja diusahakan untuk mendapatkan khodam. Apabila khodam-khodam itu diburu, kemudian orang mendapatkan, yang pasti khodam itu bukan datang dari sumber yang diridlai Allah s.w.t, walaupun datang dengan izin-Nya pula. Sebab, tanda-tanda sesuatu yang datangnya dari ridho Allah, di samping datang dari arah yang tidak disangka-sangka, bentuk dan kondisi pemberian itu juga tidak seperti yang diperkiraan oleh manusia. Demikianlah yang dinyatakan Allah s.w.t: ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﻖِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﺠْﻌَﻞْ ﻟَﻪُ ﻣَﺨْﺮَﺟًﺎ(2)ﻭَﻳَﺮْﺯُﻗْﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﺎ ﻳَﺤْﺘَﺴِﺐُ “Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah. Allah akan menjadikan jalan keluar baginya (untuk menyelesaikan urusannya) (2) Dan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak terduga”. (QS. ath-Tholaq; 65/2-3) Khodam-khodam tersebut didatangkan Allah s.w.t sesuai yang dikehendaki-Nya, dalam bentuk dan keadaan yang dikehendaki-Nya pula, bukan mengikuti kehendak hamba-Nya. Bahkan juga tidak dengan sebab apa-apa, tidak sebab ibadah dan mujahadah yang dijalani seorang hamba, tetapi semata sebab kehendakNya. Hanya saja, ketika Allah sudah menyatakan janji maka Dia tidak akan mengingkari janji-janji-Nya.
Ilmu Khodam
Ilmu khodam
Khodam adalah merupakan manifestasi energi pintar yang terlahir dari sebuah doa, mantra dan tatalaku ritual spiritual tertentu yang mengandung tingkatan konsentrasi yang tinggi kepada sang pencipta alam dibarengi doa doa atau cita – cita agar terkabulnya suatu maksud dan tujuan.
khodam adalah bahasa arab yang memiliki arti yaitu pembantu. ( khodam = pembantu wanita. khadam = pembantu pria ).
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh orang yang melakukan olah batin seperti puasa, bertapa, semedi, membaca mantra atau wirid amalan tertentu sebetulnya adalah dari Khodam. Disadari ataupun tidak, setiap olah batin yang dilakukan manusia selalu menimbulkan energi-energi yang memiliki kesadaran/kecerdasan sendiri. Inilah peran dari khodam. Mereka diciptakan Tuhan sebagai perantara yang membawa kekuatan supranatural bagi orang-orang yang dikehendaki.Sebagian orang beranggapan bahwa memiliki khodam (atau ilmu spiritual yang ada khodamnya) adalah sebuah kesyirikan atau dosa besar. Bagi kami, pendapat ini adalah pendapat yang “membabi buta” karena pengertian khodam sangat luas. Sedangkan khodam sendiri terdiri dari berbagai jenis yang tidak mampu disamakan. Berikut ini pembahasan panjang mengenai khodam. Selamat membaca….
Istilah “khodam” berasal dari bahasa arab yang berarti pembantu, penjaga atau pengawal yang selalu mengikuti. Dalam bahasa arab pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun dan satpam juga mampu disebut sebagai khodam. Namun dalam konteks ilmu spiritual, istilah “khodam” digunakan khusus untuk menyebut makhluk gaib yang mengikuti pemilik ilmu spiritual atau yang mendiami suatu benda pusaka. Dalam konsep spiritual jawa, khodam disebut sebagai “prewangan” yang artinya adalah orang yang membantu.
Khodam dalam konsep mistik islam dan jawa diyakini sebagai “jiwa” suatu ilmu. Khodam memberi energi pada pemilik ilmu sehingga mampu melakukan hal-hal diluar kewajaran. Tentu saja ada khodam yang minta imbalan ada pula yang “gratis” karena khodam ini datang karena kehendak Allah, bukan “dipaksakan” oleh manusia. Yang dimaksud “dipaksakan” adalah khodam ini datang karena seseorang melakukan ritual pemanggilan yang ditujukan untuk meminta tolong kepada khodam dari golongan jin.
Mengenai siapakah sebernarnya khodam, para spiritualist berpendapat berbeda-beda. Kelompok pertama mengatakan khodam adalah jenis makhluk tertentu yang khusus diciptakan Tuhan sebagai “pembawa” kekuatan bagi para pemilik ilmu dan benda pusaka. Kelompok ini tidak punya dalil yang kuat untuk mendukung pendapatnya, jadi pendapat ini boleh kita abaikan.
Kelompok kedua berpendapat bahwa khodam hanyalah sebutan atau julukan bagi Jin, Qorin dan Malaikat yang membantu manusia. Seperti istilah “setan” yang sebetulnya bukanlah jenis mahluk, melainkan hanya julukan bagi jin atau manusia yang suka berbuat kejahatan. Dalam kitab Al-Quran pun diterangkan bahwa Tuhan hanya menciptakan hambanya yang berakal dalam tiga bentuk saja, yaitu: Malaikat, Manusia dan Jin. Ustadz Firman sendiri lebih meyakini pendapat kedua ini.
Mengapa Khodam membantu manusia?
Karena khodam terdiri dari tiga jenis makhluk yaitu Jin, Qorin dan Malaikat, maka alasan mereka bersedia membantu manusia juga berbeda-beda. OK. agar Anda lebih paham, kami jelaskan satu per satu dibawah ini:
1. Khodam Jin
Pelu Anda ketahui bahwa kehidupan sosial jin sama seperti manusia. Mereka terdiri dari bermacam-macam ras dan kelompok yang sangat kompleks. Setiap jin punya sifat dan kebutuhan yang berbeda-beda seperti pada manusia. Begitu pula dalam dalam membantu manusia, mereka punya alasan yang berbeda-beda. Namun secara garis besar, ada 5 alasan mengapa jin mau membantu manusia.
#Ingin menyesatkan manusia. Kelompok jin ini adalah tentara ilbis yang ditugaskan untuk membantu para tukang sihir dan penganut ilmu hitam. Orang yang ingin memiliki khodam jenis ini harus melakukan perbuatan atau ritual yang melanggar aturan Tuhan. Misalnya untuk medapatkan ilmu sihir mereka harus menyediakan sesaji, makan darah, membunuh, melakukan dosa besar dan sebagainya. Jin jenis ini sangat senang jika manusia yang didampinginya jauh dari agama.
Bukan hanya penganut ilmu hitam saja yang dibantu oleh jin tentara iblis ini. Para penganut thariqoh (orang yang menapaki jalan spiritual menuju Tuhan) dan orang soleh yang kurang waspada pun disesatkan oleh jin golongan ini. Awalnya jin mengaku sebagai guru spiritual yang sudah meninggal atau malaikat yang akan membimbingnya dan membantu segala usahanya. Seketika seorang ahli thariqoh pun memiliki banyak “kesaktian”. Namun perlahan-lahan jin cerdas ini memperdaya ahli thariqoh hingga dia melanggar aturan agama.
#Ingin mendapat keuntungan dari manusia. Khodam Jin jenis ini selalu meminta imbalan dalam bentuk sesaji, persembahan, korban, bahkan ada yang mengadakan perjanjian, jika sudah sampai waktu yang ditentukan pemilik ilmu bersedia menjadi budak/pengikut di alam jin. Orang yang menjadi budak jin, meniggalkan jasadnya, kemudian jiwanya dibawa ke alam jin. Sehingga dia tampak mati bagi orang awam, padahal dia sebetulnya belum mati. Nanti ketika sudah sampai batas usianya, malaikat maut baru menjemputnya untuk dihadapkan kepada Tuhan. Oleh karena itu jangan pernah berniat untuk mendapatkan pesugihan atau “harta gaib” yang datang tiba-tiba dengan bantuan jin.
Keadaan ini sesuai dengan Al-Quran surah Al-Jin ayat 6, yang terjemahnya: Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.
#Karena mencintai manusia. Kadang kami menemui ada jin yang mengikuti manusia dengan alasan cinta. Cinta yang kami maksud adalah seperti cinta pria kepada wanita. Umumnya jin yang seperti ini selalu berusaha membantu manusia yang dicintainya, sekaligus mengganggu. Bentuk bantuannya mampu berupa kemampuan mengobati, perlindungan dari kejahatan, kemampuan mengetahui rahasia orang dan sebagainya. Sedangkan gangguannya biasanya berupa: merasa diikuti seseorang, sulit mencintai, hubungan cinta selalu gagal, kesurupan/kerasukan dan sering mimpi bersetubuh. Bahkan kadang ada jin yang datang dalam wujud manusia untuk menyetubuhi manusia dalam keadaan sadar.
#Persahabatan. Bagi sebagian orang yang memiliki ilmu spiritual tertentu, bersahabat dengan jin bukanlah hal mustahil. Idealnya hubungan persahabatan adalah saling membantu dan berbagi. Namun kenyataannya hubungan persahabatan dengan jin mampu menguntungkan atau merugikan Anda, bahkan kadang juga menyesatkan Anda. hal ini sama jika kita bersahabat dengan sesama manusia. Jika sahabat kita adalah orang baik, maka kita pun terbawa menjadi baik. Tapi jika kita berteman dengan penjahat, maka kita pun mampu dirugikan atau malah bergabung menjadi penjahat. Semua itu tergantung sifat dan kepribadian Anda. Hubungan persahabatan inilah yang menjadi dasar
MENGENALI KHODAM
Setiap manusia sesungguhnya sudah dibekali Allah s.w.t dengan teman (qorin) dari golongan Jin, bahkan sejak manusia dilahirkan oleh ibunya. Rasulullah s.a.w telah menegaskan hal itu dengan sabdanya:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ وَكَّلَ قََرِيْنَهُ مِنَ الْجِنِّ . قَاُلْوا أَاَنْتَ يَارَسُوْلَ اللهِ . قَالَ: وَإِيَّايَ إِلاَّ أَنَّ اللهَ قَدْ أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّ بِالْخَيْرِ . رواه مسلم.
“Tidaklah dari salah satu diantara kalian kecuali sesungguhnya Allah telah mewakilkan temannya dari jin, mereka bertanya: “Apakah engkau juga ya Rasulullah?”, Rasul s.a.wmenjawab: “Dan juga kepadaku, hanya saja sesungguhnya Allah telah menolongku mengalahkannya, maka ia masuk Islam, maka ia tidak memerintah kepadaku kecuali dengan kebaikan”. (HR Muslim)
Rasulullah s.a.w meskipun dibekali teman dari Jin, namun Allah memberikan pertolongan kepada Beliau sehingga Jin yang menyertai Nabi s.a.w masuk Islam. Dengan itu jin tersebut tidak memberikan bisikan kepada Baginda Nabi kecuali dalam kebaikan, demikianlah yang disampaikan dalam sabdanya di atas. Maka hadits ini menjadi bukti bahwa bagian dari fungsi khodam Jin itu adalah mempengaruhi manusia dengan perintahnya.
Hanya saja, oleh karena Allah s.w.t telah memberikan pertolongan kepada Baginda Nabi s.a.w, meskipun jin itu memberikan perintah, namun itu hanya dalam kebaikan. Melalui hadits ini juga terbukti, ternyata khodam yang baik itu tidak hanya dari golongan malaikat saja, akan tetapi juga ada yang dari golongan Jin. Lebih jelas lagi dari apa yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi s.a.w di dalam hadits yang lain:
فُضِّلْتُ عَلَى آَدَمَ بِخَصْلَتَيْنِ. اَلأَوَّلُ: إِنَّ الشَّيْطَانِي كَانَ كَافِرًا فَأَعَانَنِيَ اللهُ عَلَيْهِ حَتَّى أَسْلَمَ. وَالثَّانِيَةُ: إِنَّ أَزْوَاجِيْ كُنَّ عَوْنًا لِي فِي خَيْرٍ . وَأَنَّ الشَّيْطَانَ آَدَمَ كَانَ كَافِرًا وَزَوْجَتُهُ كَانَتْ عَوْنًا عَلَيْهِ.
“Aku diutamakan melebihi Adam dengan dua keadaan: pertama, sesungguhnya setanku adalah kafir, kemudian Allah memberi pertolongan kepadaku sehingga setanku masuk Islam, dan yang kedua, sesungguhnya adalah istri-istriku selalu menolong kepadaku di dalam kebaikan, sedangkan Adam, setannya adalah kafir dan istrinya adalah menolong kepada setannya”.
Walhasil, dari sekian uraian di atas, baik yang bersumber dari firman-firman Allah s.w.t maupun hadits-hadits Nabi s.a.w dapat diambil beberapa kesimpulan: Bahwa keberadaankhodam-khodam itu ternyata memang ada, bahkan ada yang yang sudah diikutkan manusia sejak dilahirkan oleh ibunya. Di antara khodam-khodam itu ada yang menguntungkan ada yang merugikan. Namun demikian, adanya khodam itu tidak didapatkan dengan cara diburu ke sana ke mari, melainkan didatangkan oleh Allah s.w.t sebagai bonus ibadah, baik secara langsung mengikuti hikmah yang dikehendaki-Nya atau melalui proses dan sebab-sebab yang berkaitan dengan ikhtiar serta amal ibadah.
Di antara khodam-khodam itu ternyata ada yang sudah diikutsertakan Allah kepada manusia sejak ia dilahirkan ibunya. Padahal dalam kenyataannya tidak semua orang dapat merasakan keberadaannya terlebih mengenalinya. Bagaimana¬kah yang demikian itu dapat dinalar secara rasional?
Manusia dengan khodamnya, ibarat manusia dengan bayang-bayangnya sendiri. Bayang-bayang itu menjadi ada, bukan karena ada dengan sendirinya, namun karena ada sinar yang menyinari manusia. Seperti malam ketika sedang berkabut hingga menjadi gelap gulita, jangankan bayang-bayang, gunung di pelupuk mata pun tidak tampak. Demikian itu karena tidak adanya sinar yang menerangi persada. Namun ketika matahari mulai memancarkan sinar, seiring fajar pagi kian terang, maka sedikit demi sedikit gunung yang tadinya tidak kelihatan mulai menampakkan diri. Yang asalnya seperti gundukan asap hitam, semakin lama menjadi semakin terang, dan ketika matahari semakin tinggi, tidak ada kabut dan mendung yang menghalangi, maka gunung itupun semakin menampakkan diri. Ketika sinar matahari telah sempurna memancar pada titik kulminasi, maka gunung itu semakin kelihatan indah karena bayang-bayang pemisah antara dua celah yang semula tidak kelihatan kini ikut mempercantik wajahnya. Seperti itulah cara mengenali khodam. Artinya,khodam itu tidak harus dicari ke sana ke mari, melainkan didapatkan dengan jalan mendekatkan dirinya kepada titik pancaran sinar matahari.
Yang dimaksud sinar matahari itu adalah Nur langit dan Nur bumi, yaitu Nur dan HidayahAllah s.w.t yang menerangi rongga dada seorang hamba sehingga matahati yang ada di dalamnya menjadi tembus pandang. Maka mendekatkan diri kepada sinar matahari itu berarti mendekatkan diri kepada Allah s.w.t supaya dengan itu seorang hamba mendapatkan hidayah-Nya.
Supaya orang dapat sinar matahari, dia harus mendekatkan diri kepada sumber sinar, sekaligus menghilangkan sesuatu yang dapat menghalangi dirinya dari sinar tersebut. Seperti itulah cara orang mengenali khodam-khodamnya, di samping ia harus mendekatkan diri kepada Allah s.w.t, juga harus menghilangkan dan menghapus hijab-hijab yang menutupi matahatinya, sehingga mampu menangkap pancaran Nur danHidayah dengan sempurna. Dengan sinar hidayah itu alam yang semula gelap gulita menjadi terang benderang karena matahati seorang hamba menjadi tembus pandang. Hamparan dada yang semula sempit dan dangkal itu kini menjadi dalam dan luas karena bagian rahasia alam telah tersingkapkan. Dengan semakin luasnya ilmu dan pengenalan diri, baik kepada diri sendiri dan lingkungan, terlebih pemahaman akan rahasia urusan Tuhannya, maka dengan izin-Nya seorang hamba akan semakin mengenali apa-apa yang ada di sekelilingnya. Mereka dapat menngenali dimensi-dimensi lain yang ada di alam semesta, di antaranya adalah dimensi rahasia khodam-khodam yang menyertai hidupnya.
Ini adalah ‘kunci rahasia’ untuk membuka pintu rahasia yang selama ini seakan tertutup rapat itu. Merupakan password yang dapat menguak dimensi alam yang seakan terhalang. Kunci permasalahan yang dapat dijadikan dasar kajian sekaligus bekal utama supaya seorang hamba mampu mambangun amal untuk melatih diri membakarhijab dan menembus sekat yang menghalangi, mengadakan pengembaraan dan bermi’raj menuju dimensi yang diselimuti. Menyelesaikan tahapan, menempuh tanjakan, menyiasati jebakan dan menyingkirkan rintangan, supaya perjalanan tidak tersesat di tengah jalan, sehingga seorang pejalan mendapatkan apa-apa yang sudah disiapkan.
Jadi, berburu khodam itu tidak harus melakukan perjalanan pergi kesana-kemari, akan tetapi dengan gerakan diam. Artinya melakukan amal dalam pengabdian hakiki, baik dzikir dan wirid, maupun mujahadah dan riyadlah, semuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Hal tersebut bisa dilakukan dimana saja, baik di dunia rame maupun sepi, asal hanya untuk mengharapkan ridla-Nya. Selanjutnya berserah diri kepada-Nya terhadap apa-apa yang yang diharapkan. Demikian itu, karena Allah tidakl jauh dari hamba-Nya. Allah sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari urat lehernya. Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui terhadap apa-apa yang dikerjakan hamba-Nya, baik dari perbuatan taat maupun maksiat dan Allah juga Maha Kuasa membalas amal ibadah yang dikerjakan hamba-hamba-Nya itu.
Terlebih urusan khodam yang hanya dapat dikenali dengan ilmu rasa. Padahal tidak ada jalan untuk menghasilkan ilmu rasa kecuali dengan amal (praktek), maka tidak mungkin uraian tentang khodam ini dapat diperpanjang lagi. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang ingin melanjutkan pencarian, silahkan meneruskan sendiri semampu mungkin dengan mencari bahan tambahan, baik dari ayat-ayat al-Qur’an maupun Hadits-Hadits Nabi s.a.w yang tentunya harus didampingi para Ulama’ ahlinya sebagai guru dan pembimbing, sambil memohon petunjuk dan taufiq kepada Allah s.w.t agar kita semua terjaga dari segala tipudaya kehidupan.

4.5.20

AURA TUBUH

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna Aura

Posted on 

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna AuraSaat ini banyak orang yang seringkali mengaitkan aura dengan hal-hal yang sifatnya klenik nan mistik. Tentu kita tak dapat langsung membenarkan ataupun menyalahkan pandangan seperti itu. Guna menjawabnya, perlu kita untuk menguraikan fakta-fakta yang telah disandarkan pada ilmu keilmiahan secara nyata.

Apa Itu Aura?

Banyak para Ilmuwan yang telah meneliti dan juga mencoba menemukan sebuah jawaban, bagaimana terbentuknya aura dan bagaimana pula cara kerjanya. Di Edwardian London, seorang ilmuan yang bernama Dr. Walter J. kilner sangatlah berhasrat dalam penelitian ini tentang aura itu sendiri.

Ia telah melihat beberapa hasil kerja daripada aura, yang mana ternyata memang benar benar nyata dan berubah menurut kondisi seorang pasien. Berdasarkan apa yang telah diamatinya tersebut, kemudian ia pun menciptakan suatu alat untuk mendiagnosa yang disebut dengan layar Kilner.

Alat ini berfungsi untuk melihat ataupun mendiagnosa penyakit yang didasari pada 3 lapisan aura yang dilihat.

Kemudian di Amerika Serikat, dua ilmuan yang bernama Harold Saxton Burr dan juga F.S.C Northop menemukan adanya sebuah gelombang listrik yang tengah menyelubungi setiap ciptaan Allah. Mereka pun membuktikannya dengan sebuah alat yang disebut dengan voltmeter.

Seorang ilmuan pun juga mengadakan penelitian tentang sebuah aura ini, Dr. Victor Inyushin. Seorang ilmuan universitas Kazakh Rusia ini pun meyakini bahwasanya aura tersusun atas medan energy yang disebut juga dengan “bioplasmik”, yang tengah tersusun atas ion ion proton, dan juga electron. Dan ini pun sangatlah berbeda sekali dengan empat wujud dan tanda yang sudah banyak orang tau, yakni: gas, plasma, cairan, dan benda padat.

Kalaupun dapat disimpulkan aura merupakan gelombang listrik yang juga menyelubungi suatu benda, gelombang listrik tersebut berubah menjadi cahaya yang merefleksikan dalam keadaan fisik ataupun kejiwaan dari seseorang.

Jadi aura, tidak ada kaitannya sama sekali dengan hal-hal mistis ataupun berbau klenik. Sekarang anda tak perlu ragu untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang aura. Sebab, telah dibuktikan secara empiris bahwasanya aura ada dan mampu memberikan sebuah efek positif kepada siapapun.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tubuh manusia diselimuti oleh gelombang listrik yang juga disebut dengan aura. Aura merupakan sebuah perwujudan dari suatu kondisi energy, karakter seseorang, dan kesehatan. Aura itu sendiri memiliki lapisan lapisan, dan tiap lapisannya memiliki fungsi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Di dalam diri manusia, aura terdiri dari bagian dalam yang disebut dengan aura inti (eterik), dan bagian luarnya yang biasa disebut dengan aura bias (astral). Lapisan inti yang disebut eterik merupakan lapisan yang paling tebal, dan merupakan lapisan yang paling dekat dengan tubuh manusia.

Lapisan inilah yang seringkali terlihat saat seseorang baru berlatih melihat aura. Lapisan ini pun memiliki warna yang bervariasi, abu-abu sampai dengan biru. Lapisan eterik ini pun biasanya merefleksikan sebuah kondisi tubuh fisik seseorang.

Lapisan dari luar (astral) merupakan lapisan yang merefleksikan sebuah cinta dan hubungan dengan orang lain. Lapisan luar ini pun dapat juga digunakan dalam merefleksikan sebuah kondisi emosi dan juga mental seseorang. Semakin tebal dari aura yang terlihat, maka makin besar pula energy yang di pancarkannya.

Banyak orang yang menilai pancaran aura pada seseorang diyakini dapat memperlihatkan sebuah kesuksesan dalam hidup, maupun keberuntungan dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadi dasar seseorang yang ingin mengetahui apa saja warna aura dalam tubuhnya. Mereka pun ingin mengetahui seberapa besar peluang mereka dalam memperoleh kesuksesan di masa yang akan datang.

Perlu diketahui bahwa aura seseorang mampu merefleksikan emosi, fisiknya, hingga mental. Namun aura memiliki sifat yang dinamis, yang mana ia dapat berubah kapan saja dan dalam situasi apa saja, tergantung pada kondisi seseorang di saat itu. Bisa saja saat seseorang melakukan sebuah pencitraan aura, orang tersebut justur dalam keadaan yang kurang baik sehingga citranya pun berubah menjadi citra yang negative. Dan dapat pula suatu saat seseorang melakukan pencitraan aura kondisinya bagus sehingga hasil dari pencitraannya pun positif.

Perubahan Warna Aura

Di dunia ini ada banyak sekali jenis warna dari aura. Warna aura di setiap manusia adalah berbeda-beda. Mengapa bisa seperti hal yang demikian? Warna aura pada manusia dapat berubah dikarenakan pada dasarnya warna aura yang di hasilkan merupakan sebuah refleksi daripada keadaan fisik dan kondisi kejiwaan seseorang.

Misalkan saja, warna aura orang yang sedang dalam keadaan stress tentu berbeda dengan warna aura orang yang sehat secara rohani. Begitu pun dengan orang yang sakit, maka auranya pun berbeda dengan orang yang dalam kondisi sehat jasmani. Orang yang sehabis putus cinta pun memiliki aura yang berbeda dengan kondisi aura orang yang tengah kasmaran.

Pergantian warna aura pun dapat dipengaruhi pula oleh lingkungan. Aura buruk dapat dapat menjadi baik, jika dalam kondisi lingkungan yang mengelilinginya baik. Demikian pula sebaliknya.

Jenis Dan Arti Warna Aura

  1. Merah

Arti dan warna aura: Merah mencerminkan sebuah semangat yang sangat tinggi. Orang yang memiliki warna dari aura merah memiliki kecendrungan sifat giat, dinamis, dan juga kompetitif. Ia pun selalu ingin menjadi juara, memiliki inovasi inovasi yang cemerlang, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat kuat, dan tak mau berada di bawa orang lain.

Warna merah terang memiliki arti bahwasanya seseorang menyukai kehidupan, sedangkan warna merah yang gelap berarti memiliki kecendrungan kondisi yang marah, hingga pendendam.

  1. Jingga

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna AuraArti Warna aura: Warna ini (jingga) menandakan bahwa anda adalah orang yang enerjik dan hangat. Orang yang memiliki warna aura ini sangat postif dan memiliki kepercayaan diri tinggi. Hidupnya tentram, damai, dan tentram. Ia pun pintar dalam menyikapi segala isu dan permasalahan yang ada. Ia pun luwes karena kehangatan dan juga antusiasme dalam menunjukkan hal terbaik bagi orang lain. Warna jingga yang kuat menunjukkan kegagalan serta sifat yang egois. Jingga kusan dan kotor adalah orang yang pemarah atau mereka yang mudah tersinggung.

  1. Hijau

Warna aura ini merupakan orang yang memiliki kasih sayang tinggi, terutama hijau dominan. Dia pun akan selalu menciptakan keharmonisan di lingkungannya. Ia juga merupakan orang yang memiliki sifat menyenangkan. Secara naluriah orang dengan warna hijau akan lebih suka berhubungan dengan alam agar ia tetap sehat. Kepedulian orang yang memiliki warna ini pada senang terhadap binatang, sehingga membuatnya memahami dengan baik. Secara alami mereka yang memiliki aura hijau juga diberikan kemampuan dalam merawat, serta mengobati seseorang.

Namun jika hijau yang di milikinya cenderung kuat, ia memiliki kecenderungan keras kepala, dan sulit untuk berubah. Hijau kotor menunjukkan orang-orang dengan kecemburuan yang kental dan posesif.

  1. Kuning

Manfaat Meditasi Untuk Kesehatan Mental AndaArti dari warna aura kuning adalah berhubungan dengan ide dan komunikasi. Orang dengan aura ini, lebih suka dalam bergaul dan menceritakan sebuah ide ide yang di milikinya pada orang lain. Orang dengan warna ini tak dapat hidup secara sendiri, sehingga mereka harus memiliki teman untuk sekedar mendengarkan ide-ide dari padanya.

Warna kuning kuat menujukkan bahwa orang ini sangatlah senang dalam menyampaikan sebuah pendapat dan juga meyakini bahwasanya ia selalu benar dalam bersikap dan berpendapat. Warna kuning yang gelap memiliki kecenderungan seseorang yang tidak jujur.

  1. Merah Jambu

Arti dari warna merah jambu yang dimiliki seseorang memiliki artian bahwa ia adalah orang yang baik hati, penuh kasih sayang, dan juga suka menolong. Mereka akan sangat mencintai anak-anak. orang yang memiliki aura ini pun cenderung cinta akan kedamaian.

Warna merah jambu pucat bersih mengisyaratkan bahwasanya ia adalah orang yang mudah dipengarhi orang lain. Warna merah jambu yang sangat kuat menunjukkan ia merupakan orang yang mudah dalam terbawa perasaan.

  1. Biru

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna Aura

Arti aura berwarna biru berhubungan dengan keideallisan, dan keyakinan kuat terhadap sebuah kebenaran. Ia pun selalu melakukan hal yang terbaik dalam mendapatkan apa saja yang ia anggap benar.

Ia pun juga merupakan seseorang yang menyukai ilmu pengetahuan sprituallitas. Ia dapat melakukan beberapa bentuk penyembuhan. Namun apabila warna biru yang di milikinya adalah pekat maka berarti ia telah menemukan jalan yang di anggap benar telah ia temukan. Namun jika warna biru kotor yang dimiliki pada auranya, berarti ia adalah seseorang dengan kecenderungan penakut akan perubahan.

  1. Ungu

Ungu adalah aura orang-orang yang memiliki spritualitas tinggi. Mereka pun mampu dalam hal kemampuan psikis secara alamiah. Ia merupakan orang yang humanis dan peduli pada nasib orang lain. Warna cerah ungu menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan psikis yang sangat kuat, sedangkan ungu pucat menunjukkan ia memiliki kemampuan intuitif, yang mampu memahami segala sesuatu terlebih dahulu.

  1. Putih

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna Aura

Arti warna aura berwarna putih: memang jarang sekali ada seseorang dengan aura yang berwarna putih. Apabila menemukannya pun, maka anda haruslah memastikannya apakah benar benar putih. Bukan warna abu abu pucat, ataupun bayangan yang bersih daripada warna lain. Orang dengan aura putih memiliki hubungan yang dekat dengan sang pencipta.

Ia adalah orang yang humanis, terkadang justru lebih peduli terhadap orang lain daripada dirinya sendiri. Warna putih kotor menunjukkan seseorang yang menemukan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan oranglain.

  1. Emas

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna Aura

Orang dengan warna aura emas pun jarang ditemukan. Seseorang dengan warna ini memiliki potensi besar dan juga kemampuan dalam mempengaruhi sekitarnya. Ia dianugrahi indra yang sangat kuat terhadap hal-hal yang berbau spiritual dan juga visioner. Apabila seseorang memiliki warna emas yang kotor, maka hal tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki sifat materealis dan hasrat kuat dalam berkuasa.

  1. Perak

Warna perak berhubungan dengan warna aura mereka yang memiliki pola pikir yang kretif. Ia dapat mewujudkan segala potensinya menjadi kenyataan aripada membiarkan potensi tersebut sebagai mimpi yang indah. Namun apabila warna aura perak yang dimilikinya adalah kotor maka hal tersebut menunjukkan orang yang senang dalam membuat sensasi.

  1. Abu-abu

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna Aura

Arti warna aura abu-abu menunjukkan orang yang senang dalam memperlihatkan kesederhanaan. Mereka mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan dan dapat berkompromi dengan baik. Ia adalah orang yang sangat sulit dalam menolak gagasan yang di berikan leh orang lain. Namun, saat anda melihat warna abu-abu maka akan lebih baik jika memastikannya dahulu, bahwa warna abu-abu yang timbul bukan dikarenakan permasalahan fisik, misalkan saja sakit.

Apabila anda melihat warna aura abu-abu yang kotor, maka hal tersebut bisa jadi dikarenakan orang tersebut tengah menyesali masa lalunya.

  1. Coklat

Coklat memiliki artian bahwa ia adalah orang yang praktis dan sifat sederhana. Ia juga memiliki sebuah hubungan yang erat dengan alam sekitar. Ia adalah orang yang berani dalam berkorban dalam melindungi lingkungan sekitarnya.

Orang yang memiliki jenis warna coklat cocok bekerja di luar rumah. Aura cokelat kemerahan pun menunjukkan orang yang serang dalam merawat orang lain. Namun jika auranya warna coklat keruh, maka pemiliknya adalah orang yang cenderung materealis.

  1. Hitam

Mengenal Apa Itu Aura dan 13 Arti Warna Aura

Ada pendapat yang mengatakan bahwa, mereka yang memiliki jenis warna hitam adalah orang-orang yang memiliki kecenderungan orang yang menakutkan, entah hal tersebut disebabkan oleh karena adanya sikap yang jahat ataupun penyakit yang parah.

Namun ada pula pendapat yang tengah menyebutkan bahwa mereka yang memiliki warna hitam ini, memiliki artian bahwa ia sedang mengalami perlindungan dari pada pengaruh luar. Selain hal tersebut aura hitam juga menandakan bahwa terdapat suatu penyakit di dalam fisik orang tersebut.

Itulah beberapa hal yang dapat kita ketahui tentang aura di dalam kehidupan ini. Mengenal apa itu aura dan 13 arti warna aura, mungkinn tak lantas membuat kita menguasai ilmu daripada aura itu sendiri. Namun dengan banyak membaca segala hal, maka wawasan dan pikiran kita pun akan terbuka dan semakin luas.

Sehingga dengan keluasan wawasan yang kita miliki, kita dapat lebih bijak dalam menyikapi segala hal. Jika bermanfaat, yuk mari kita sebar luaskan pada orang lain. By: Muhamad Fadhol Tamimy