8.4.19

Peluang usaha labi labi

Budidaya Labi-Labi sebagai Peluang Usaha
October 3, 2016


Pertanianku – Labi-labi (Pelodiscus sinensis) atau masyarakat mengenalnya dengan nama bulus merupakan hewan sejenis kura-kura yang hidupnya di air tawar. Makanan labi-labi adalah ikan dan udang kecil. Jika dipelihara, labi-labi biasanya diberikan pakan berupa cincangan ikan atau isi perut ternak ruminansia.

Budidaya Labi-Labi sebagai Peluang Usaha

Hewan ini juga bisa dikonsumsi. Daerah yang banyak mengonsumsi labi-labi salah satunya Bali dan NTB. Selain dapat dikonsumsi, labi-labi dapat dijadikan minyak. Minyak tersebut dipercaya menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Dalam keadaan hidup, hewan yang biasa disebut bulus ini sering dipakai sebagai salah satu perlengkapan upacara keagamaan etnis Cina.

Bulus memiliki nilai ekonomis tinggi. Hampir seluruh bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan, baik daging maupun cangkangnya. Selama ini, pasokan labi-labi dipenuhi dari tangkapan alam karena hasil budidaya belum dapat memenuhi permintaan yang ada. Namun, labi-labi juga bisa dibudidayakan layaknya hewan konsumsi lainnya. Berikut Teknik tepat budidaya labi-labi

Memilih induk

Langkah awal untuk budidaya labi-labi adalah memilih indukan untuk dibudidayakan. Labi-labi yang hendak dipijahkan di kolam harus memenuhi persyaratan khusus, di antaranya umur dan ukuran. Selain itu, perbandingan antara induk jantan dan betina harus tepat.

Pemijahan

Pemijahan biasanya akan dilakukan setelah 7—12 hari setelah penebaran induk. Induk akan bertelur pada malam hari, yaitu antara pukul 20.00—02.00 dini hari. Seekor induk betina biasanya akan menghasilkan 30—40 butir telur. Telur labi-labi berbentuk seperti bola pingpong berwarna krem dengan diameter 1—3 cm.

Telur yang selesai dikeluarkan oleh induk harus segera dipindahkan ke dalam ruang inkubator atau ruang penetasan telur. Sementara itu, telur yang berada di dalam timbunan pasir bisa dikeluarkan dengan bantuan tangan atau sekop.

Penetasan telur dan perawatan benih

Telur-telur yang telah disusun dimasukkan ke dalam kotak penetasan yang diisi pasir setebal 5 cm. Kotak tersebut berukuran sekitar 40 cm × 60 cm × 5 cm. Selain itu, disediakan juga baskom berisi air yang dipasang sejajar dengan permukaan lantai. Baskom ini akan dibutuhkan oleh tukik (anak bulus) setelah keluar dari cangkang. Selama proses penetasan, suhu ruangan diusahakan antara 29—33 derajat Celsius dengan kelembapan 85—95%. Telur akan menetas setelah 40—45 hari pada suhu 30 derajat Celsius. Namun, terkadang telur akan menetas setelah 60 hari. Setelah menetas, tukik langsung mencari air yang sudah disediakan di dalam baskom tersebut. Berat tukik yang menetas berkisar 7—9,3 g/ekor. Tukik yang baru menetas belum membutuhkan pakan dari luar karena masih menyerap sari makanan dari yolk sack yang dibawanya sejak lahir.

Pendederan

Setelah hari kelima, tukik ditangkap untuk dipindahkan ke kolam pendederan. Luas kolam pendederan biasanya sekitar 50—600 m2, atau disesuaikan dengan lahan yang ada. Dasar kolam pendederan berpasir dengan ketinggian air sekitar 50—75 cm.

Kolam yang airnya terlalu dalam, akan menyulitkan labi-labi untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Kepadatan kolam penebaran 45—50 ekor/m2. Lama pemeliharaan tukik di kolam tersebut selama dua bulan. Selama pemeliharaan, tukik diberi pakan berupa cincangan daging ikan. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari bobot labi-labi yang ditebar ke dalam kolam. Pakan tersebut ditempatkan di tepian kolam, tepatnya pada batas permukaan air kolam. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari.

Pembesaran

Luas kolam pembesaran bervariasi antara 50—600 m2, atau disesuaikan dengan lahan yang ada. Kolam yang terlalu besar akan sulit untuk dikontrol, sedangkan kolam yang terlalu kecil akan kurang efektif karena jumlah labi-labi muda yang ditebar hanya sedikit. Ketinggian air pada kolam pembesaran minimal 75 cm. Tukik yang ditebarkan ke dalam kolam pembesaran berumur dua bulan dan ukuran tebarnya harus seragam. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar tukik tidak stres. Kepadatan penebaran, yaitu 8—10 ekor/m2. Untuk mencapai ukuran 300—600 g/ekor, seekor tukik membutuhkan waktu sekitar 3—6 bulan. Panen biasanya dilakukan setelah pemeliharaan selama 6—7 bulan dengan bobot 700—800 g/ekor. Untuk mencapai ukuran dewasa, tukik membutuhkan waktu 2—3 tahun.

Sumber: Buku 25 Budidaya Ikan di Pekarangan

Budidaya labi labi (bulus)

●Cara Budidaya Labi- Labi Bagi Pemula Agar Menghasilkan●

Labi-labi atau Pelodiscus Sinensis atau dalam bahasa Indonesia yang sering kita sebut dengan nama bulus ini ialah binatang sejenis kura - kura yang hidupnya diair tawar. Binatang yang menyukai makanan berupa ikan memang dapat menghasilkan keuntungan yang melimpah. Keuntungan itu dikarenakan biasanya Labi-labi telah dijadikan sebagai bahan utama membuat makanan yang bergizi dan juga enak. Karena kurangnya pasokan untuk memenuhi permintaan pasar dari negara - negara pengimpor terbesar Labi-labi itu dikarenakan cuma negara konsumen yang tidak mempunyai lahan untuk membudidayakannya. Karena itu, merupakan sebuah peluang dari negara Indonesia yang telah mempunyai lahan yang sangat luas dengan tingkat budidaya yang sangatlah besar. Selain itu juga, tingkat dari konsumsi akan Labi-labi didalam negeri pun telah menjadikan sebuah otensi yang cukup menjanjikan untuk dibudidayakannya. Tapi sayangnya, meski budidaya Labi-labi telah menjadi bidang usaha dalam perikanan yang menjanjikan, informasi mengenai Labi-labi ini sendiri masih sangatlah sulit untuk didapatkan. Untuk mengatasi hal tersebut, disini akan dibahas mengenai tata cara budidaya Labi-labi. Berikut ini cara budidaya Labi-labi dengan mudah dan menjanjikan.

Cara Budidaya Labi-labi

1. Kebiasaan Labi-labi
Labi-labi ialah hewan yang bernapas dengan menggunakan paru - paru, baik baru menetas atau juga Labi-labi yang telah dewasa. Untuk makanan sendiri, Labi-labi biasanya mengkonsumsi ikan dan udang kecil yang ada dialam. Untuk dikolam sendiri, Labi-labi bisa diberi pakan berupa cincangan ikan atau juga isi perut ternak ruminansia. Labi-labi berkembang biak dengan bertelur dan setiap Labi-labi bertelur akan menghasilkan 10 hingga 30 butir. telurnya sendiri memiliki warna krem dengan diameter sebesar 2-3 cm. Telur yang dikeluarkan akan ditimbun didalam tanah yang berpasir selama kurang lebih 45-50 hari didalam suhu 25-30 derajat C.

2. Memilih Induk Labi-labi
Labi-labi yang akan dipijahkan kedalam kolam pemijahan harus memenuhi persyaratan khusus yakni umur dan ukuran. Begitu juga dengan perbandingan antara induk jantan dan juga induk betina yang harus tepat. Untuk induk betina yang berkualitas, memiliki ciri - ciri yakni umur telah mencapai 2 tahun atau juga lebih, ukuran tubuhnya lebih kecil, ekornya pendek dan tidak menonjol keluar dari cangkangnya, benuk cangkang yang lebih bulat dan tebal, jarak antara kedua kaki belakang yang lebih panjang dan memiliki alat kelamin tumpul. Sedangkan untuk ciri - ciri indukan jantan yakni umur yang lebih dari  2 tahun lebih dengan ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan betina (bisa mencapai 2x), ekor induk jantan yang lebih panjang dan menonjol keluar dari cangkang, benutk cangkang yang oval dan tipis, jarak antar kedua kaki belakang yang pendek dan alat kelamin lancip.

3. Pemijahan Labi-labi
Peijahan biasanya dilakukan pada 7-12 hari setelah penebaran induk. Induk yang bertelur dimalam hari akan menghasilkan telur seperti bola pingpong dan telur yang telah diselesaikan akan dipisahkan dari induk dan harus dipindahkan kedalam ruangan inkubator atau juga ruang penetasan telur. Sementara untuk telur yang berada didalam timbunan pasir dapat dikeluarkan dengan memakai tangan atau juga bisa menggunakan sekop.
4. Penetasan telur dan Perawatan Benih Labi-labi
Telur yang telah disusun dengan rapi dan diatur didalam kotak penetasan (40 x 60 x 5 cm) diisi dengan pasir yang setebal 5 cm. Kemudian sediakan baskom yang telah berisi air yang telah disejajarkan dengan permukaan lantai karena tukik memerlukannya ketika keluar dari cangkang. Suhu yang digunakan penetasan ini ialah 29-33 derajat C dengan memiliki kelembapan 85-95%. Telur sendiri akan menetas setelah 40-45 hari disuhu 30 derajat C. Tapi kadang juga menetas dihari ke 60 hari dengan berat sektiar 7-9,3 g/ekornya. Setelah tukik keluar, tukik belum membutuhkan pakan dari sumber luar karena masih ada dari sari makanan yolk sack sejak lahir.

5. Pendederan Labi-labi
Setelah mencapai hari kelimat, tukik dipindahkan kedalam kolam pendederan yang luasnya kurang lebih 100-600 m2 tergantung dari lahan yang telah disediakan. Dasar kolam diberi pasir dengan ketinggian air mencapai 50-75 cm. Kepadatan kolam penebaran sekitar 45-50 ekor / m2 dengan lama pendederan mencapai 2 bulan. Tukik selama masa pendederan, diberi pakan berupa cincangan daging ikan. Pakan yang telah diberikan sebanyak 5% dari berat Labi-labi yang telah ditebarkan. pakan itu diberikan ditepian kolam yang dilakukan pada pagi dan sore hari. Untuk tambahan, kolam diberikan papan yang dapat mengapung untuk digunakan tukik sebagai tempat berjemur.

6. Pembesaran Labi-labi
Luas kolam untuk proses pembesaran sendiri variasi sekitar 100 hingga 600 m2 dengan ketinggian air kolam minimal 75 cm. Tukik yang dipindahkan dari kolam pendederan ke kolam pembesaran saat berumur 2 bulan meski ukurannya seragam. Penebaran sendiri dilakukan saat pagi atau sore hari supaya tukik tidak menjadi stres dengan kepadatan penebaran mencapai 8-10 ekor/m2. Untuk mendapatkan ukuran Labi-labi 300-600 g/ekornya, tukik akan memerlukan waktu 3-6 bulan. Panen sendiri dapat dilakukan setelah 6-7 bulan pemeliharaan dengan berat 700-800 g/ekornya. Sedangkan untuk mendapatkan ukuran tukik yang dewasa akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun. Lebih dari itu akan menghasilkan induk Labi-labi karena biasanya permintaan pasar hanya berukuran 700-800 g/ekor saja atau kurang dari 1 kg.

Demikianlah informasi mengenai cara budidaya Labi-labi dengan mudah dan menjanjikan. Untuk mendapatkan informasi lain seputar cara budidaya, silahkan berkunjung ke blog cara budidaya lengkap, semoga bermanfaat.

5.4.19

Hydrogen Peroksida (H2O2)

Deskripsi:
Zat pengoksidasi kuat yang digunakan dalam larutan air sebagai zat pematangan, pemutih, dan anti infeksi topikal. Ini relatif tidak stabil dan solusi memburuk dari waktu ke waktu kecuali distabilkan dengan penambahan acetanilide atau bahan organik serupa.
HYDROGEN PEROKSIDA, LARUTAN BERBAGAI, STABILISASI, DENGAN LEBIH DARI 60% HYDROGEN PEROKSIDA adalah cairan tidak berwarna. Uap dapat mengiritasi mata dan selaput lendir. Di bawah paparan api atau wadah panas yang berkepanjangan, dapat pecah karena dekomposisi. Digunakan untuk memutihkan tekstil dan pulp kayu, di bidang manufaktur kimia dan pengolahan makanan.

dari CAMEO Chemicals

Hidrogen peroksida adalah peroksida anorganik yang terdiri dari dua gugus hidroksi yang bergabung dengan ikatan tunggal oksigen-oksigen kovalen. Ini memiliki peran sebagai agen pengoksidasi, desinfektan, bahan peledak, agen antimikroba, kofaktor, metabolit xenobiotik manusia, penginduksi apoptosis, antagonis GABA, neurotoxin, genotoxin, biomarker, metabolit Saccharomyces cerevisiae Escherichia coli metabolit, metabolit tikus, dan zat pemutih. Ini adalah peroksida anorganik dan anggota spesies oksigen reaktif. Ini adalah asam konjugat dari hidrogenperoksida (1-).