Lanjutan...
Buat kamu yang mengaku sebagai Pendaki Sejati,saatnya kita belajar bersama (Materi Keorganisasian)
Disini kita sebagai anggota suatu organisasi :...
Bagian:
1.Menyatakan NIAT kita dihati untuk aktif berorganisasi
2.Menentukan PILIHAN.
Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan organisasi tersebut dari berbagai sumber sebelum menentukan pilihan kita.Karena apabila kita sudah bergabung dalam berorganisasi kita dituntut untuk Komitmen dan Tanggung jawab ..silahkan berkomentar,asal mendidik !
H.Diin Agusta (Abiuta),GAN4.Banten
28.2.18
#PENDAKI INDONESIA
#PENDAKI INDONESIA
Lanjutan...
Buat kamu yang mengaku sebagai Pendaki Sejati,saatnya kita belajar bersama (Materi Keorganisasian)
Disini kita sebagai anggota suatu organisasi :...
Bagian:
1.Menyatakan NIAT kita dihati untuk aktif berorganisasi
2.Menentukan PILIHAN.
Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan organisasi tersebut dari berbagai sumber sebelum menentukan pilihan kita.Karena apabila kita sudah bergabung dalam berorganisasi kita dituntut untuk Komitmen dan Tanggung jawab ..silahkan berkomentar,asal mendidik !
#PENDAKI INDONESIA
Buat kamu yang mengaku sebagai Pendaki Sejati,saatnya kita belajar bersama (Materi Keorganisasian)
Disini kita sebagai anggota suatu organisasi :...
Bagian:
1.Menyatakan NIAT kita dihati untuk aktif berorganisasi,apa sich niat kita ikut berorganisasi ? Atau apa yang mendorong atau yang memotivasi kita bergabung dalam suatu organisasi..???..silahkan berkomentar,asal mendidik !
#PENDAKI INDONESIA
26022018
Buat edukasi kita semua yang disini..
KODE ETIK PENCINTA ALAM
Kode etik pecinta alam pertama kali dicetuskan di Indonesia yaitu ketika acara Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia ke-IV pada Januari 1974 di Ujung Pandang pukul 01.00 WITA. Rumusan bersama ini selanjutnya disepakati sebagai tatanan kode etik pecinta alam se-Indonesia.
1.Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2.Pecinta Alam Indonesia sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air.
3.Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa.
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan:
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air.
7. Selesai.
24.2.18
Jungle SURVIVAL
Pengertian SURVIVAL adalah
perjungan untuk tetap hidup dalam
arti bahwa mempertahankan hidup
pada suatu keadaan yang terburuk
atau sangat kritis.Manusia akan
berusaha mempertahankan hidupnya
dalam keadaan sangat kritis disebut
SURVIVOR. Pecinta alam kerap kali
mengadakan kegiatan di alam bebas
baik berupa penjelajah hutan rimba
maupun pendakian ke gunung adalah
bukan mustahil suatu saat akan
mengalami keadaan yang sangat
kritis. Keadaan yang sangat kritis
itu dapat teratasi oleh diri sendiri
dimana asa beberapa faktor
psikologi yang mempengaruhi
berhasilny tidaknya ana
mengatasi.Adapun faktor-faktor
tersebut :
1. Mental (Mentally)
2. Emosional (Emotionally)
3. Teknik Survival (Survival
Techniques).
Berhasil atau tidaknya anda dalam
menghadapi kodisi survival smua
tergantung pada diri anda
sendiri.Salah satu keberhasilan
dalam survival yaitu bagaimana
menanamkan atau menumbuhkan
semangat “HARUS HIDUP” dalam
diri. Semangat HARUS HIDUP ini
bisa dijadikan sebagai pedoman
atau kunci dalam keadaan survival.
HARUS HIDUP dapat diuraikan
sebagai berikut :
H : Hadapi setiap rintangan,kesul
itan dan halangan dengan
tenang,bijaksana dan riang gembira.
A : Akal yang sehat adalah senjata
yang paling ampuh dalam menhadapi
survival.
R : Rasa takut, panik, resah harus
segera diatasi dengan jalan
menggiatkan diri guna membebaskan
diri dari pikiran yang tidak–tidak.
U : Utamakan kesehatan dan
keselamatan diri anda.
S : Semangat dan tekad untuk tetap
hidup kobarkan dalam diri anda.
H : Hindari tempat-tempat yang
berbahaya yang mungkin mengancam
keselamaan anda.
I :Istirahat dengan santai bila
merasa lelah,bingung atau kecewa
guna menenangkan pikiran sambil
mengingat kembali apa yang telah
dilakukan maupun apa yang akan
dilakukan.
D : Derita yang berkepanjangan
harus segera diakhiri dan harus
segera kembali kerumah dengan
selamat.
U : Upayakan mencari jalan keluar
secepat mungkin untuk membebaskan
diri dari kondisi yang kritis ini.
P : Praktekkan dan latihlah kembali
pengetahuan survival yang pernah
anda dapat
SURVIVAL INDIVIDU/KELOMPOK
Beberapa pada situasi survival
seorang diri selain menghadapi
masalah teknis juga akan
menghadapi masalah kejiwaan yang
kadanag-kadang berat dari
teknisnya sendiri,dan survival akan
mengandung rasa sepi dan bosan
selain rasa takut dan panik.
kesepian dan bosan pada saat
survival seorang diri adalah
masalah besar yang harus segera
diatasi dan dihindari, karena hal
tersebut akan membuat perasaan
tertekan yang bisa menghilangkan
semangat dan keinginan untuk
bertahan hidup pada saat survival.
secara psikologi, mencegah kesepian
dan kebosanan sama seperti
menanggulangi rasa taku dan panik.
jaga pikiran anda dengan kesibukan
kerja, tentukan prioritas pekerjaan
yang bisa menyenangkan diri,
tindakan / pekerjaan yang
memungkinkan cepatnya pertolongan
datang, terus siapkan diri dan
kebutuhan untuk memungkinkan
waktu survival yang panjang.
Pada survival kelompok, berbeda
dengan survival individu karena
bahaya resiko akan dihadapi oleh
beberapa orang. dengan berkelompok
akan tersedia banyak tangan untuk
melakukan pekerjaan dan adanya
teman untuk berkomunikasi. Tetapi
survival kelompok untuk bertindak
demi kepentingannya sendiri dengan
mengabaikan kepentingan bersama.
Untuk menjaga kebersamaan, harus
segera ditunjuk satu orang sebagai
“Pemimpin” namun menyusun rencana
dan melakukan kegiatan harus
berdasarkan musyawarah bersama
seluruh anggota.
Bila seorang pemimpin telah ditunjuk
lakukan segera :
1. menyusun rencana kegiatan yang
akan dilakukan dengan melibatkan
seluruh kelompok dan keselamatan
adalah milik kelompok.
2. lakukan pembagian tugas pada
setiap anggota kelompok supaya
terbina kebersamaan dan tugas
akan cepat selesai.
3. kembangkan rasa kebersamaan
dan kepercayaan dalam setiap
kelompok.
JANGAN PERNAH MENYERAH
PADA KEADAAN, HARI ESOK
MASIH AKAN SELALU ADA!
TEKNIK SURVIVAL
Teknik Survival meliputi pengetahuan
dan beberapa ketrampilan yang
sangat berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. adapun Teknik
Survival ini meliputi :
1. Perlengkapan Survival Sederhana
(SURVIVAL KID)
2. Cara membuat tempat berlindung
(SHELTER)
3. Cara mendapatkan makanan
(FOOD)
4. Cara mendapatkan air (WATER)
5. Cara membuat api (FIRE
MAKING)
6. Cara membuat jerat perangkap
(TRAPPING)
SURVIVAL KIT
Survival Kit adalah satu set
peralatan atau satu kotak/tas
peralatan Survival yang umumnya
dapat digunakan untuk semua jenis
daerah seperti gunung, hutan, padang
pasir, pantai dan laut, Jenis survival
di atas adalah survival kit yang
dibuat khusus yang biasanya
digunakan untuk penerbangan
pesawat militer. Untuk seoran g
penjelajah ( Pioneering ) ataupun,
petualang, Survival Kit ini harus
sesuai dengan perjalanannya,
karena survival di gunung akan
berbeda dengan Survival Kit di Laut.
Survival Kit dapat dibuat sendiri,
sesuai dengan kebutuhan pribadi.
Carilah Kotak plastik atau kaleng
yang kedap air. Cukup kecil tapi
usahakan semua peralatan masuk,
isilah dengan Survival Kit. usahakan
jangan ada ruangan kosong yang
akan menyebabkan goncangan
peralatan didalamnya. isi bagian
yang kosong dengan Kapas atau
Pembalut/perban. BIASAKAN
SELALU MEMBAWA SURVIVAL
KIT DALAM SETIAP
PERJALANAN, KARENA DENGAN
SURVIVAL KIT SATU SET
PERLENGKAPAN SUDAH DIMILIKI
UNTUK KEADAAN DARURAT.
Ini Survival Kit dan Kegunaanya :
1. Korek Api
Mencari korek api yang kedap air
akan sulit dan mahal. Cukup
masukan korek api dan penyalanya
kedalam tabung Film bekas atau
teteskan lilin pada seluruh
permukaan kepala korek api dan
jika akan digunakan, buanglah
dahulu lapisan lilinnya. Membuat api
dengan korek api akan lebih mudah
daripada menggunakan sarana
lainnya. Jadi jangan sekali-kali
membuang percuma korek api,
pakailah apabila dibutuhkan saja.
Ambil korek api dari tabung lalu
tutup kembali rapat-rapat. Jangan
biarkan terbuka atau tergeletak di
atas tanah.
2. Lilin
Sangat baik untuk memulai
menghidupkan api dan juga
penerangan. Apabila terbat dari
lemak maka dapat digunakan atau
untuk menggoreng. Lilin dari bahan
lain (parafin eax) tidak dapat
dimakan.
3. Kaca Pembesar
Dapat menimbulkan panas dan api
dengan sinar matahari langsung, juga
dapat digunakan untuk melihat kulit
yang tertusuk duri.
4. Jarum dan Benang
Sebaiknya beberapa ukuran jarum
yang bervariasi dibawa, Ikatlah
dengan benang yang kuat
disekelilingnya.
5. Kali dan Senar
Pakailah beberapa mata kail yang
berbeda ukurannya, letakkan dalam
kotak atau pembungkus. Bawa serta
senar, selain untuk memancing senar
dapat digunakan juga untuk membuat
jerat.
6. Kompas Kecil
Sebuah kompas kecil sederhana
tetapi baik kondisinya akan sangat
berguna untuk menentukan arah
perjalanan kita.
7. Senter Kecil
Hamper sama dengan senter yang
digunakan oleh seorang dokter.
Lampu ini dapat digunakan untuk
membaca peta atau memasang
pada waktu memancing di malam
hari.
8. Kawat Jerat
Kawat kuningan / Email panjang 60 –
100 cm, dapat digunakan untuk
membuat jerat, memasak dan lain-
lain.
9. Pisa Saku Lipat / Pisau
Kombinasi
Pisau ini mempunyai panjang ± 10 cm
dan tebalnya bervariasi sesuai
dengan banyaknya kombinasi. Pisau
ini sangat serba guna karena
berbagai macam peralatan ada
dalam pisau ini, misalnya : Tang,
Obeng, Gergaji, Kikir, Kaca pembesar,
Gunting, Pembuka Kaleng dan lain-
lain.
10. Obat-obatan
Obat-obatan yang dibawa adalah
obat-obatan yang sering diperlukan
dalam perjalanan dan juga obat-
obatan pribadi yang dipelukan.
Analgenik
Obat penahan rasa nyeri / sakit :
sakit kepala, sakit gigi, sakit otot,
terkilir dan lain-lain.
Contoh : CTM, Benadryl Tabler dan
lain-lain.
Kalium Permangat
Biasanya dikenal dengan nama PK,
dijula dengan berat 1 gram, 5 gram
dll. Dosisnya 1 gram untuk 1 liter air.
Air tersebut akan berwarna ungu,
digunakan untuk antiseptic (pembasmi
kuman) jika berwarna ungu pekat
dapat digunakan untuk membasmi
jamur.
Obat-obatan lain seperti : Obat
merah, obat gosok/minyak angin,
obat tetes mata, dll.
11. Perban / pembalut dan Plester
Dapat digunakan untuk membalut
luka kecil.
12. Plui dan Cermin
Dapat digunakan untuk mencari
pertolongan. Dengan meniup peluit,
orang yang mendengar akan member
pertolongan, bisa juga untuk mengusir
binatang buas.
13. Peralatan lain seperti :
Pisau-Bedah Steril, Kondomi (dapat
digunakan untuk menampung air
sebanyak 1 liter) dan lain-lain.
SHELTER (Tempat Berlindung)
Kondisi survival adalah kondisi yang
tidak menentu, kondisi dimana para
surviver harus selalu siap
menghadapi segala kemungkinan
dengan fasilitas dan sarana
sederhana yang ada disekitarnya.
Dalam keadaan survival dimana
belum dapat dipastikan kapan
keluar dari situasi tersebut, membut
tempat berlindung untuk mengatasi
cuaca seperti hujan, panas, angin
ataupun mengatasi binatang buas,
aliran air saat hujan dan lintasan
binatang, adalah suatu tindakan
bijaksana karena melindungi tubuh
dari factor gangguan trsebut
kesempatan selamat akan semakin
besar.
Membuat tempat berlindung harus
disesuaikan dengan kebutuhan situasi
deisekitarnya, hematlah tenaga,
lakukan pekerjaan yang memang
perlu dan penting, karena situassi ini
pemborosan tenaga akan
mempercepat turunnya daya tahan
tubuh.
Buatlah tempat berlindung yang
nyaman dan selalu terjaga
kehangatannya agar terhindar dari
dingin dan hilangnya panas tubuh
(hypothermia) yang bisa
mengakibatkan kematian.
Jika akan membuat Shelter,
perhatikan hal-hal berikut :
1. Untuk berapa lama
Dengan merencanakan berapa lama
berlindung disuatu tempat,
penghematan tenaga da kesadaran
emosi akan selalu terjaga.
2. Sendiri dan Berkelompok
Pada saat berkelompok, pembagian
tugas saat pembuatan tempat
berlindung adalah cara untuk selalu
bekerja sama dan saling membantu.
Buatlah tempat berlindung yang
sesuai dengan kebutuhan kelompok.
3. Memilih Tempat
Untuk menjaga kenyamanan dan
tetap hangatnya tempat berlindung
serta meghindari cepatnya
menurunnya daya tahan tubuh
perhatikanlah :
a. Dirikan pada tempat yang
terlindung dari terpaan angin. Tidak
mendirikan Bivak/Shelter didaerah
terbuka dan langsung di terpa angin.
b. Dirikan pada tempat yang rata
dan kering. Untuk daerah yang
berhumus tebal, tanah berlumut dan
berrawa-rawa, buatlah alas yan
kuat.
c. Jangan mendirikan Bivak/Shelter
didaerah yang mungkin dialiri air
saat hujan.
d. Jangan mendirikan Bivak/Shelter
didasar lembah dan lereng gunung.
Udara dilembah pada saat malam
hari akan sangat dingin.
e. Dirikan Shelter dibawah pohon
yang kokoh (kuat dan tidak rapuh
dan lapuk), rindang tetapi masih
tertembus sinar matahari.
f. Jika membuat Bivak/Shelter yang
permanen, usahakan dekat dengan
mata air, tetapi jangan berada
pada daerah aliran sungai.
g. Jangan membuat Bivak/Shelter
pada lintasan binatang.
4. Pembuatan Shelter/Bivak
Tempat berlindung/Shelter/Bivak
pada saat survival dapat dibuat
dengan bahan dan peralatan yang
ada dan dibawa, juga dapat dibuat
dengan bahan yang ada
disekitarnya, yang telah disediakan
oleh alam (Bivak natural). Oleh
karena itu pisau tebas / golok akan
sangat membantu pekerjaan ini.
Tetapi ingat ! GUNAKAN BAHAN
DARI ALAM SECUKUPNYA,
JANGAN SAMPAI MERUSAK!
Peralatan yang dibawa, yang dapat
digunakan antara lain :
1. Ransel
Ransel dapat digunakan sebagai
alat berlindung dari tiupan angin dan
dinginnya udara. Jika disekitar
tempat itu sukar ditemui sesuatu dari
alam yang bisa cepat untuk
digunakan membuat shelter/bivak
sementara cuaca cepat memburuk,
serta tenaga sudah menurun,
gunakanlah ransel untuk tempat
berlindung. Untuk mengurangi tiuapan
angin berlindunglah dibalik batu besar
sambil bersandar, alasi tempat
duduk dengan dedaunan yang bisa
mencegah penghantar dingin tanah.
Selimuti diri anda dengan plastic/
ponco/fly sheet untuk mencegah
basah air hujan/embun.
2. Dengan Ponco / Fly Sheet
Dengan bahan ini dapat dibuat
bivak/shelter berbagai macam
bentuk sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan sekitarnya.
Missal :
a. Lubang besar dipohon
b. Pohon tumbang
c. Gua / cekungan dilereng
FOOD (Teknik mencari makanan)
Manusia membutuhkan makanan
untuk kelangsungan proses
metabolism dalam tubuh, kebutuhan
makanan ini bersumber dari
tumbuhan maupun hewan.
Ketersediaan makanan sangat
tergantung pada kondisi lingkungan
dan kemampuan untuk
memanfaatkan jenis tumbuhan dan
hewan dalam keadaan SURVIVE
Keanekaragama jenis tumbuhan dan
hewan di Indonesia cukup banyak
sehingga pengenalan dan pemilihan
jenis yang dapat dimakan dan
sebagai obat perlu diketahui, sebab
ada beberapa jenis tumbuhan yang
beracun dan ada beberapa jenis
hewan yang berbisa sehingga
kesalahan memilih dapat berakibat
fatal. Demikian pula apabila
memakan satu jenis hewan atau
tumbuhan tidak semua bagian dapat
dimakan karena selain rasa dan
kandungan nutrisi adapula bagian
dari tumbuhan atau hewan yang
mengandung racun.
Dalam perusahaan dan pengaturan
makanan yang perlu diperhatikan
adalah fungsinya untuk tubuh.
Makanan yang baik adalah
makanan yang banyak mengandung
karbohidrat, hindarilah makanan
yang kering, banyak pati, banyak
bumbu dan daging apabila persediaan
air sedikit.
Dalam keadaan survival tenaga
yang dimiliki sangat tergantung dari
makanan, oleh karena itu jangan
gelisah dan menghamburkan tenaga
secara percuma sebab kebutuhan
makanan dan air akan meningkat.
Usahakan mengolah dan memasak
bahan makanan yang didapat, hal
ini penting untuk mensterilkan
makanan dan untuk mempermudah
pencernaan.
Yang perlu diperhatikan untuk memilih
makanan dari jenis tumbuhan hutan :
1. Tumbuhan tersebut sudah dikenal
dan biasa dimakan.
2. Tumbuhan tersebut tidak hidup
menyendiri
3. Tumbuhan tersebut tidak berwarna
mencolok, tidak bergetah susu dan
berbau kurang sedap.
4. Tumbuhan yang biasa dimakan
oleh binatang mamalia atau
primate.
5. Jangan memakan jenis timbuhan
yang terasa gatal atau panas
pada kulit, bibir atau lidah.
6. Jangan memakan satu jenis
tumbuhan saja
7. Sebaiknya dimasak dulu.
Bagian tumbuhan yang dapat
dimakan dan memberikan energy
yang cukup adalah umbi kemudian
buah, biji, daun muda dan umbut
atau batang muda. Adapula jenis
tumbuhan yang dapat dimakan
bunganya.
Jenis tumbuhan yang dapat dimakan
antara lain :
a. Umbi alas, rumput teki, uwi atau
gadung dan ganyong.
b. Buah senggani atau berondong,
arbei hutan, markisa atau konyal
dan ceplukan.
c. Biji muda sengon dan kalianda.
d. Daun muda paku tiang, rasamala,
selada air, poh-pohan atau banyon,
sintrong, dan antanan atau gagan
atau kaki kuda.
e. Umbut paku tiang, batang muda
ketobanan, umbut palem hutan,
batang daun begonia dan rebung
bamboo.
f. Bunga Honje atau kecumbrang dan
bunga turi.
Pisang hutan dapat dimakan yaitu :
buah, jantung, batang, bagian dalam
dan bongkol pisang muda. Jenis
jamur hutang yang dapat dimakan
dan mengandung protein tinggi yaitu
jamur tiram dan jamur kuping. Hati-
hatilah jika memakan jamur,
karena banyak jenis jamur yang
beracun dan bila tidak mengenal lebih
baik dihindari.
Tumbuhan obat atau simplisia
nabati banyak terdapat di Indonesia
tapi kurang dikenal dan diketahui
khasiatnya oleh umum. Adapun jenis-
jenis tumbuhan obat yang ditanam
disela-sela tanaman hutan produksi
dan disebut empon-empon. Pengenalan
dan pemanfaatan tumbuhan obat
masih secara tradisional dan
disampikan secara turun temurun
oleh masyarakat Indonesia.
Beberapa jenis tumbuhan obat yang
bisa ditemui dihutan adalah :
a. Lumut hati, bila dimakan bisa
menjadi obat hepatitis (penyakit
hati)
b. Antanan atau gagan atau kaki
kuda daunnya dapat dimakan dan
dilalap juga dapat digunakan untuk
obat sakit perut, batuk asma dan
sariawan.
c. Kaliandra daun dan biji mudanya
sebagai obat cacingan.
d. Sembung manis jenis tumbuhan
herba yang daunnya dapat dimakan
sebagai obat sakit panas dan sakit
perut.
e. Ki Urat daunnya untuk obat luar
seperti luka dan salah urat.
f. Nampong, daunnya dihaluskan
untuk obat luka.
g. Getah kamboja untuk
menghilangkan bengkak
Dan masih banyak lagi jenis
tumbuhan obat yang berasal daei
hutan. Manfaat lain tumbuhan
hutan antara lain :
a. Untuk bahan bakar
b. Untuk membuat atap Bivak
c. Penyimpanan air seperti bamboo,
rotan tali air (Liana) yang biasa
menggantung dari pohon kepohon.
Tumbuhan dapat juga dimanfaatkan
untuk peralatan dan dapat juga
dijadikan sebagai alat penggerak
Survivor.
Tumbuhan yang berbahaya dan
beracun antara lain :
a. Rengas (ingas) getahnya
menimbulkan iritasi kulit yang
merusak jaringan.
b. Kemandu (pulus), bulu daunnya
menyebebkan gatal dan panas bila
disentuh.
c. Rarawean (raweh), kelopak
polongnya mempunyai rambut yang
menggatalkan kulit.
d. Aren, buah aren mentah
menyebabkan gatal.
e. Jarak, racun pada bijinya
menyebabkan muntah, buang air
besar dan kepala pusing.
f. Pangi (picung) seluruh bagian pohon
mengandung asam sianida yang
sangat beracun.
g. Kecubung, daun dan bunganya
mengandung antropin atau
menyebabkan halusinasi atau
mabok.
h. Segala macam jenis jamur
sebaiknya tidak dimakan karena
kebanyakan jamur racun.
Hewan yang dapat dimakan antara
lain :
a. Mollusca, termasuk kelompok
siput dan kerang, pada umumnya
siput hidup disemak-semak dalam
hutan, sedangkan kerang hidup
disaluran air (terbenam dalam
lumpur).
b. Anelida, yaitu kelompok cacing
dan lintah.
c. Insecta, jenis serangga yang sering
dimanfaatkan adalah jenis
belalang, karena mudah dijumpai
pada daerah berlumpur dan ada
beberapa tempat juga dijumpai ulat
serangga yang mengandung protein
cukup tinggi seperti ulat sagu dan ulat
jati.
d. Chrustacea, termasuk jenis udang
dan kepiting yang dapat dijumpai
pada aliran air yang mengalir
dipegunungan terutama didaerah
pinggiran sungai berbatu.
e. Pisces, dapat dijumpai pada aliran
air pegunungan, sungai dan danau.
f. Amphibia, jenis katak yang bisa
dimakan adalah jenis Rana sp.
g. Reptilia, termasuk kelompok ular,
kadal, cecak dan sebagainya.
Daging dari jenis ular berbisa dapat
dimakan, tetapi bagian kepala dan
bagian perutnya harus dibuang,
karena terdapat kelenjar bisa.
h. Mamalia, jenis kelinci, rusa, tikus
dan sebagainya.
i. Aves, jenis burung dan ayam hutan
yang dapat dijerat.
Hewan berbahaya dan berbisa
antara lain :
a. Nyamuk malaria
b. Agas, jenis nyamuk yang
bergerombol dihutan atau rawa.
Gigitannya menyebabkan gatal dan
panas.
c. Semut api.
d. Tawon/lebah.
e. Kelabang.
f. Kalajengking.
g. Pacet dan Lintah, keduanya
memiliki alat penghisap darah yang
mengandung zat anti pembeku darah.
h. Harimau dan Macan kumbang,
binatang ini masih terdapat dihutan-
hutan Sumatera.
i. Buaya
j. Ular.
Beberapa petunjuk mengidentifikasi
ular berbisa :
a. Tidak semua ular berbisa
kepalanya berbentuk segitiga, tetapi
ular yang kepalanya segitiga
adalah ular berbisa.
b. Pada bagian punggungnya berlunas
sehingga membentuk garis punggung.
c. Mempunyai kelenjar dan gigi bisa
pada bagian kepala.
Gigitan ular berbisa dapat
menyebabkan kematian. Macam-
macam racun (bisa ular)
a. Neutoroksin
Menyerang bagian saraf,
menyebabkan kelumpuhan alat
pernafasan dan rusaknya jaringan
otak.
b. Hemotoksin
Menyerang darah dan system
peredarannya, dapat menguraikan
protein, menyebabkan sel darah
rusak dan mengumpul.
c. Kordiotokson
Menyerang otot jantung.
d. Miksotoksin
Menyerang cairan dalam tubuh.
WATER (Teknik Pencarian Air)
Air adalah bagian kehidupan yang
tak bisa dipisah-pisahkan dari
kebutuhan manusia sehari-hari.
Hanya dengan minum air sebanyak 4
liter – 5 liter sehari, manusia dapat
bertahan hidup 2 sampai 3 minggu,
sedangkan tanpa air manusia sulit
bertahan hidup 2 – 5 hari walaupun
kondisi tubuh tidak terluka. Tubuh
manusia mengandung 75% air, yang
berperan mempertahankan suhu
tubuh agar tetap normal.
Pada keadaan survival dihutan
tropis seperti di Indonesia,
mendapatkan air bukanlah sesuatu
yang sulit dilakukan. Hutan Tropis
menyediakan air yang langsung
dapat diminum maupun dimasak lebih
dahulu, tetapi jangan cepat
memutuskan meminum air yang
ditemukan sebelum diyakini
kebersihannya dan jangan meminum
air dari laut atau rawa terutama
jika air tersebut berwarna
kehitaman atau kehijauan dan
berbau busuk.
Dalam keadaan survival, JANGAN
MENUNGGU KEHABISAN AIR, baru
mulai mencari. Hematlah selalu air
yang ada dan selalu mencari sumber
air terdekat pada daerah yang kita
lalui sewaktu berjalan mencari jalan
keluar.
Sumber air yang dapat langsung
diminum dan cara mendapatkannya :
a. Hujan
Bentanglah plastic/ponco/flysheet.
Usahakan membuat penampang yang
besar dengan plastic/ponco/flysheet.
Jika air akan digunakan, masaklah
dulu sampai mendidih. Cara ini
efektif pada musim penghujan saja
dan tidak bisa digunakan pada
musim kemarau.
b. Dari Tumbuhan
Selubungi sebuah ranting dan
daunnya dengan sebuah plastic yang
ujungnya diikat. Pilihlah bagian
pohon yang sehat dan banyak
daunnya. Penguapan dari daun akan
menyebabkan pengembunan yang
akan menempel pada plastic. Embun
yang terjatuh akan mengumpul di
sudut plastic. Usahakan posisi salah
satu sudut tetap dibawah.
c. Embun
Menampung embun sangat mudah
dilakukan didaerah yang panas
pada siang hari dan dingin pada
malam hari. Pakailah baju/kaos
untuk mengumpulkan air dari embun
daun-daunan atau semak belukar.
Cara lain adalah dengan menggali
tanah, memasang penampang dan
penutupnya dengan plastic atau
ponco.
d. Tanaman rambat dihutan atau
Rotan
Potonglah batang tanaman rambat
tersebut dengan pisau setinggi mungkin
dapat dijangkau, kemudian potong
juga bagian bawahnya yang dekat
dengan tanah. Air yang menetes dari
tanaman tesebut dapat ditampung
atau langsung diteteskan dimulut.
e. Air yang terdapat pada daun-
daun lebar
Biasanya setelah hujan atau embun
pagi hari. Misalnya pada ruas
bamboo, bunga kelor atau bunga
kantung semar. Untuk air dari bunga
kentung semar harus dimasak
terlebih dahulu, karena sering
terdapat bangkai serangga yang
membusuk.
Sumber-sumber air yang harus
dimasak :
a. Air tergenang / tidak mengalir
b. Air sungai besar
c. Air yang didapat dari menggali
pasir di dasar sungia kering atau
ditepi aliran sungai
Bagaimana menahan air didalam
tubuh ?
a. Hindari gerakan yang berlebihan
dan istirahat.
b. Jangan merokok.
c. Bertahanlah ditempat yang sejuk
dan teduh pada saat belindung/
istirahat.
d. Makanlah sedikit mungkin, karena
pencernaan makanan memerlukan
air yang akan diambil dari tubuh
kita apabila kita kurang minum.’
e. Jangan minum minuman beralkohol.
f. Jangan berbicara.
g. Bernafaslah melalui hidung, jangan
melalui mulut.
CARA MEMBUAT API (FIRE
MAKING)
api sangat diperlukan sebagai
penghangat tubuh, selain itu juga
dapat menimbulkan factor fsikologi,
baik itu segi mental maupun emosi.
Api juga dapat digunakan untuk
isyarat minta bantuan, memasak
dan sebagainya. Yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Api akan menyala dengan
adanya tiga unsure, yaitu : UDARA,
PANAS dan BAHAN BAKAR.
b. Saat menyalakan api, pastikan
lokasi jauh dari bahan-bahan yang
mudah terbakar.
c. Pada daerah lembab yang basah,
kumpulkan dahulu ranting-ranting
kecil yang kering.
d. Bila kayu kecil sudah didapat,
buatlah serpihan-serpihan kayu dari
kayu yang besar.
e. Hindarkan dari BAHAN
KEBAKARAN.
Api sebagai penghangat tubuh jangan
terlalu besar, buatlah bebrapa api
yang kecil. Tempatkan disekeliling
tubuh. Api kecil tetapi banyak itu
lebuh baik daripada api besar tetapi
hanya satu. Lagi pula api kecil lebih
mudah dikendalikan.
MEMBUAT API TANPA KOREK API
Ada beberapa cara membuat api
tanpa korek api. Terlebih dahulu
kumpulkan beberapa bahan-bahan
yang kering dan mudah terbakar
seperti rumput kering, daun cemara
kering, kawul dari pohon palem, bubuk
kayu dari pohon mati dan
sebagainya.
Caranya adalah :
a. Dengan lensa / surya kanta
Lensa kamera atau teropong, bekas
sinar matahari dapat untuk
membuat api. Jatuhkan focus atau
titik api pada bahan-bahan yang
mudah terbakar sampai berasap
dan menyala. Hal ini dapat
dilakukan saat matahari terik.
b. Dengan Kayu
Gesekan 2 ranting kayu yang kering
dank eras (tidak lapuk) sehingga
panas dan berasap, kemudian
bubuhkan bahan yang mudah
terbakar. Gesekan kayu maju
mundur.
c. Busur dan Gurdi
Buatlah busur gurdi yang kuat
menggunakan tali sepatu, tali
parasut, dll. Dengan busur itu
gurdikan kayu keras pada kayu lain,
sehingga panas dan keluar asap.
Taburkan serbuk kayu atau bahan
yang mudah terbakar.
d. Bamboo
Gesekan 2 batang bamboo yang
kering satu dengan yang lainnya
hingga panas dan timbul api gerakan
bamboo seperti orang menggergaji.
Ketekunan dan kesabaran sangat
dibutuhkan dalam pembuatan api
tanpa korek api. Cara-cara diatas
sangat sukar, sehingga digunakan
sebagai upaya terakhir dalam
keadaan darurat.
Teknik Membuat Jerat
Dalam keadaan survival, jerat
dalam digunakan dalam keadaan
sederhana yang ada ataupun
sarana lain yang tersedia dialam,
peralatan yang tersedia misalnya
tali sepatu, tali jaket dan juga tali
plastic (senar pancing) di survival kit.
Sedangkan sarana yang tersedia
dialam juga dapat digunakan untuk
membuat jerat misalnya : rotan
atau tali yang dibuat sendiri dari
serat kulit kayu. Selain dengan jerat
beberapa jenis unggas dapat
ditangkap menggunakan getah pohon.
Pada daerah aliran sungai atau
rawa-rawa dan danau, mencari
makanan bukanlah hal yang sulit
untuk dilakukan. Yang penting ialah
kesabaran dan jangan berharap
segera akan mendapatkan
tangkapan. Menjerat, menangkap
atau memancing ikan pada keadaan
survival, INGAT HANYA UNTUK
MEMPERTAHANKAN HIDUP, tidak
mengadakan penangkapan yang
berlebihan dan jangan merusak
lingkungan.
Sebelum memasang jerat, perhatikan
daerah sekitarnya karena
memasang jerat akan efektif jika
dipasang pada daerah lintasan
binatang, sarang atau sumber air
dan pada saat memasang jerat
usahakan memasang lebih dari satu
jerat, karena semakin banyak jerat
terpasang, semakin besar
kemungkinan memperoleh tangkapan.
Syarat-syarat membuat jerat :
a. Tidak boleh dijalur pendakian/
tracking/jalan setapak.
b. Beritahukan kepada orang lain
bahwa di daerah tersebut dipasang
jerat.
c. Harus diberi tanda bahwa areal
tersebut dipasang jerat.
d. Pemasang jerat lebih dari satu.
Jumlah dan pemasangan harus
diingat.
e. Jerat harus diperiksa ulang dalam
jangka waktu tertentu.
f. Kenali terlebih dahulu perilaku,
ukuran dan makanan hewan dari
bentuk jejaknya atau habitatnya.
Cara membuat jerat :
a. Bahan-bahan tidak boleh
dipersiapkan di lokasi pemasangan
jerat.
b. Lokasi pemasangan harus samar
dari bau, jejak dan lintasannya.
c. Tidak boleh keluar masuk lokasi
pemasangan jerat.
d. Pemasangan jerat harus
disamarkan dari lingkungan
sekitarnnya.
e. Jika meninggalkan lokasi /
melanjutkan perjalanan, bongkar
kembali jerat yang sudah dipasang.
hal-hal penting lainnya sebagai
seorang petualang, yang harus
dilakukan adalah :
a. Mengajarkan kepada orang lain
tentang apa yang dikuasai dengan
tidak setengah-setengah dan dengan
melihat mentalita orang yang
diajarinya.
b. Tidak menyalah gunakan
kebiasaan.
MACAM-MACAM JENIS JERAT
a. Trail Snare
b. Pig Spear Trap
c. Squared-face release trap
d. Spring Spear Trap
e. Stepped bait release snare
f. Toggle and bait release snare
g. Baited hole noose
h. Baited spring spear trap
i. Deadfall spear trap...
...sumber :
22.2.18
Butuh sewa Dumptruck
Assalamualaikum wr.wb..
Dibutuhkan sewa DT (Dumptruck) index 24,minimal 10 armada (unit),dibayar cash/tunai dan langsung per rit Rp.1.800.000 per 1 unit dumptruck,Jarak tempuh sekitar 110 km (pp),minimal 1 hari 2 rit,untuk angkut brangkal dari Cimangkok (perbatasan Sukabumi Cianjur) ke Cigombong (perbatasan Sukabumi Bogor),kontrak per 1 tahun dapat diperpanjang.
Salam hangat
Hubungi:
Hp/WA: 0812 9034 1972 / 0878 8989 1982
21.2.18
18.2.18
Kode Etik Pencinta Alam dan interpretasi
KODE ETIK PECINTA ALAM DAN INTEPRETASINYA
Isi yang termaktub dalam Kode Etik Pecinta Alam, yang dirumuskan pada tahun 1974, pada kegiatan Gladian Nasional di Makasar, yaitu sbb :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara Alam beserta isinya, serta menggunakan sumber sesuai dengan kebutuhan.
3. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan kerabatnya.
4. Mengabdi pada Bangsa dan Tanah-Air.
5. Berusaha memperkuat tali persaudaraan antar Pecinta Alam, dengan azas Pecinta Alam.
6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah-Air.
7. Selesai
INTERPRESTASI.
Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak lain dan tidak bukan, tujuan hidup kita dimuka bumi ini adalah dalam konsep untuk senantiasa mengabdi pada Allah, selaku hamba-hamba-Nya yang tunduk dan patuh pada hukum-hukum-Nya, atau sunatullah.
Pengabdian yang dilakukan atas dasar ketakwaan, dimana arti takwa bukan sebatas menghindari apa-apa yang dilarang-Nya, serta mengikuti apa yang disuruh-Nya semata, namun dalam pengertian yang lebih jauh lagi. Konsep pengabdian dalam kerangka takwa adalah, untuk senantiasa menjaga dan memelihara hubungan komunikasinya dengan Allah, karena hal itu merupakan pokok pijakannya yang utama dari konsep keimanan dalam dirinya.
Manusia dengan seluruh perangkat, peringkat serta predikat yang dimilikinya, hanya bersifat entitas relatif didepan Tuhan, dan seringkali tak bernilai apa-apa, kecuali manusia tadi mempunyai tingkat keimanan dan ketakwaan pada-Nya.
Entitas mutlak didepan Tuhan dari seorang manusia adalah hanya derajat keimanan dan ketakwaannya, dan kelak hal itu pula yang akan menentukan derajat sesungguhnya seorang manusia didepan Tuhannya. Pengabdian dalam konteks ketakwaan, adalah “menjaga” dan “memelihara” hubungan, dimana untuk menegakan tali hubungan tadi dibutuhkan sejumlah sarana, termasuk sistem kesadaran, ilmu dan pengetahuan.
Memelihara Alam beserta isinya, serta menggunakan sumber sesuai dengan kebutuhan.
Manusia diciptakan Tuhan dengan sebuah tujuan, yaitu menjadi khalifah dimuka bumi, dan rencana ini sudah digariskan bahkan ketika Adam AS diciptakan dalam surga. Sebagai bekal maka Adam AS diajarkan Allah berbagai hal mengenai alam semesta ini, yang kemudian di test oleh para malaikat dan merekapun hormat atas kemampuan Adam AS dalam menjawab berbagai pertanyaan para malaikat tadi. Adam dan keturunannya adalah khalifah, yang artinya setiap manusia telah dibekali Allah potensi yang sama seperti yang dimiliki oleh Adam ini, layaknya seorang khalifah yang bijak, maka faktor menjaga amanah / titipan adalah sebagai sesuatu yang harus diprioritaskan, yaitu menjaga dan memelihara alam semesta beserta isinya ini.
Seperti yang kita ketahui, manusia diciptakan oleh Allah dari saripati tanah, atau menjadi anak-anak asuh dari bumi yang merupakan ibu susu mereka, yang dibesarkan untuk menjadi putra-putra mahkota kekhalifahan di alam semesta ini. Bumi adalah ibu yang jujur dan sabar, yang mengajari anak-anak susunya untuk belajar mandiri, seraya menerima energinya untuk meningkatkan kekuatan, kepandaian, kecerdasan, dan kebijakan kesadarannya.
Seperti ibu kandung kita sendiri yang dengan sabar menyusui anak-anaknya, beliau tidak mengeluh ketika air susunya dihisap oleh bayinya, karena beliau tahu, betapa fungsi ASI selain memberikan kehidupan juga kesehatan dan kesejahteraan hidup dimasa yang akan datang. Layaknya seorang bayi pula, dia akan menghisap sebatas “secukupnya” yaitu ketika perutnya sudah kenyang maka diapun berhenti menghisap, sekalipun mungkin ASI ibu masih banyak, namun seorang bayi tahu sampai dimana tingkat kebutuhannya, dan dia hanya mengambil sebatas kebutuhannya tersebut tidak kurang dan tidak lebih.
Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan kerabatnya.
Diantara sejumlah anugerah yang diberikan Allah pada kita adalah hidup, akal dan agama, dan kewajiban manusia untuk senantiasa menghargai serta mempertahankan anugerah tadi, sekaligus sebagai tanda syukur nikmat manusia kepada Tuhannya. Kehidupan adalah anugerah, dan bahkan Tuhanpun siap dengan anomali atau penyimpangan dari hukumnya (sunatullah), demi untuk mempertahankan kehidupan mahluk-Nya ini.
Pernahkah terpikirkan, bahwa setiap materi ketika dibekukan maka dia akan lebih berat dibandingkan dengan zat sebelumnya ?. Zat yang membeku, baik yang asalnya gas maupun cairan, ketika membeku dan mengeras menjadi padat, maka dia akan lebih berat dari saat dia pada kondisi gas atau cairan, kecuali air !.
Air adalah anomali atau penyimpangan dari hukum tadi, karena air ketika dibekukan menjadi es, justru menjadi lebih ringan sehingga mengambang diatas permukaan air. Mampukah kita bayangkan, jika Tuhan memberlakukan hukum yang sama terhadap air, yaitu es tenggelam dalam air, dan akibatnya niscaya seluruh kehidupan bawah laut di kutub-kutub bumi pada saat musim dingin akan mati dan punah, karena tergencet oleh balok es yang tenggelam sampai kedasar.
Mengabdi pada Bangsa dan Tanah-Air.
Dimana bumi dipijak disana langit kita junjung, menyiratkan loyalitas sekaligus rasa syukur terhadap sebuah fondamen ideologis yang selama ini telah mendukung bangunan ujud integritas diri kita sendiri sebagai seorang anak bangsa ini. Bangsa dan tanah air menggambarkan suatu bentuk hubungan primordial antara manusia dengan bumi yang dipijaknya, dan langit yang dijunjungnya, atau dalam konteks sebuah kawasan dimana kita berada, serta konsep kebangsaan dimana aspek wawasan ditanamkan.
Dengan menghilangkan konsep kebangsaan dan tanah airnya, maka kita akan kehilangan identitas diri sebagai sebuah pelaku sejarah dalam derap peradaban yang dibangun oleh umat manusia.
Pada saat yang sama, kita juga akan mengalami degradasi integritas diri, dimana bangunan kesadaran kita pada sejarah primordial kita, hanya tinggal reruntuhan puing-puing memori, yang kadang tanpa makna atau cuma meninggalkan sepercik arti saja.
Mengabdi pada bangsa dan tanah air adalah sebuah manifestasi bahwa kita mempunyai akar sejarah, mempunyai jangkar yang cukup dalam terbenam dalam lautan peradaban dan budaya manusia, dimana kehilangan hal itu akan membuat kita menjadi gamang karena kehilangan ciri dan arti diri, seraya diombang-ambing dan dihempaskan oleh badai tantangan jamannya. Mengabdi pada bangsa dan tanah air, bukan hanya dipandang bagi kepentingan bangsa dan tanah air itu sendiri, namun secara hakikat adalah kita tengah mengabdi pada diri sendiri, karena bangsa itu adalah diri kita dan tanah air itu adalah saripati tanah, dimana asal ujud kita diciptakan. Menghianati bangsa dan tanah air, adalah berkhianat pada diri kita sendiri, yang secara perlahan dari bawah sadar muncul kekuatan negatip bagaikan monster yang mengancam, yaitu benci diri.
Benci diri adalah sumber penyakit manusia yang utama, sementara cinta diri adalah sumber kekuatan atau vitalitas diri, dimana menghargai dan mencintai diri sendiri akan menumbuhkan pemahaman tentang daya tarik diri, yang akan berujung pada adanya konsep harga diri.
Harga diri selaku individu jika dipelebar kedalam skala kelompok besar adalah kehormatan bangsa, atau kebanggaan atas bangsanya, lengkap dengan sejarah masa lampaunya, serta cita-cita kebangsaannya yang akan dijelmakan pada masa yang akan datang.
Bentuk pengabdian pada kelompok adalah juga pengabdian pada dirinya sendiri selaku anggota kelompok, sehingga manfaat secara kolektif maupun individual, secara langsung akan terasa. Pengabdian juga merupakan bentuk rasa syukur kita pada Sang Pencipta, dimana dengan adanya entitas primordial kita itu, maka kita tidak akan hilang tergerus oleh gemuruhnya peradaban global.
Berusaha memperkuat tali persaudaraan antar Pecinta Alam, dengan azas Pecinta Alam.
Hawa atau dorongan kecenderungan dari nafsu manusiawi adalah membuat jarak, atau adanya ruang pemisah antara dirinya dengan apapun disekitarnya. Nafsu membuat ruang, semata-mata demi kebutuhan sang nafsu untuk menujuk dirinya sendiri secara jujur, seraya menetapkan dirinya sebagai entitas mandiri dalam proses individualisasi.
Namun “hawa” nafsu justru membuat jarak dalam ruang tadi, sehingga pemisahan, keterpisahan (separateness) dan parsialisasi merupakan konsekwensi logis yang terjadi akibat adanya jarak tadi. Nafsu menolak rasa sakit dan mencari kesenangan semata, sekalipun cuma untuk kesenangan sesaat saja, dan bertanggung-jawab adalah sakit dan sama sekali tak menyenangkan, sehingga cenderung untuk ditolak.
Untuk menghilangkan tanggung-jawab atas dirinya, maka dia memecah dirinya sendiri, seraya pecahan-pecahan dari dirinya tadi dia serahkan pada pihak-pihak lain untuk dipertanggung-jawabkan.
Kesehatan adalah tanggung jawab dokter, kejiwaan adalah tanggung jawab psikolog, moralnya adalah tanggung jawab ustad atau pendeta, intelektualnya adalah tanggung jawag guru atau dosen, dan semua bagian dirinya dibagikan. Akhirnya dia samasekali tidak menyisakan sepotongpun bagian dari dirinya sendiri, dan oleh karenanya dia merasa sah untuk berpendapat bahwa dia tidak bertanggung jawab atas dirinya sendiri, karena tanggung jawab yang menyakitkan itu, sudah habis dibagikan pada pihak lain.
Dia bahkan tidak memiliki dirinya sendiri, karena dengan dirinya sendiripun sudah terbentang sebuah jarak. Serpihan dirinya yang dimiliki pihak lain, membuat dia melepaskan tanggung-jawab atas dirinya, dan itu membuat nafsunya terbebaskan dari rasa bertanggung-jawab yang menyakitkan.
Namun ketika dia tidak lagi memiliki dirinya sendiri, bahkan justru jarak-jarak yang tercipta, perlahan namun pasti menimbulkan bentuk kesakitan baru, yaitu dia merasa diasingkan, terasingkan, bahkan asing pada dirinya sendiri, yang tidak pernah dimilikinya. Padahal pada awal manusia hidup, maupun kelak saat menjemput kematian, kita lahir sendiri dan matipun akan sendiri pula, tanpa kawan dan sanak saudara, seolah kita menjadi terasingkan.
Pelajaran manusia akan keterasingan ini, seharusnya membuat mereka justru untuk lebih memahami konsep kebersamaan, karena fakta bahwa penyakit manusia yang utama muncul saat manusia merasa diasingkan (alienasi) oleh lingkungannya, bahkan oleh dirinya sendiri.
Kebersamaan adalah jalan positip menuju kesehatan jiwa dan kepribadian kita, dan proses awalnya dimulai dengan tidak memecah diri dan mengasingkannya, namun justru mengumpulkan semua pecahan tadi, menyatukannya dalam konsep ujud diri yang utuh, dan mencoba untuk belajar bertanggung jawab atas dirinya oleh dirinya sendiri.
Kita yang mengambil tampuk kemudi atas diri kita sendiri, dan diri kita adalah sesuatu yang utuh tidak terpisah-pisah, yang mempunyai identitas dan integritas diri. Manakala ujud diri yang utuh sudah terbentuk, dan kita secara sadar tidak lagi membagi diri, dan membuat jarak dengan diri sendiri, bahkan dengan berani mengambil tanggung-jawab atas keseluruhan diri kita, maka dimulailah suatu proses sadar, untuk menghilangkan jarak dengan sesuatu yang lain, diluar diri kita.
Sesuatu yang lain itu yang pertama-tama adalah saudara kita sesama Pecinta Alam, dimana kita disatukan antara satu dan yang lainnya oleh ikatan kesadaran kolektif yang sama, yaitu kecintaan terhadap alam yang kita tinggali ini, dan rasa kasih sayang pada bumi, ibu susu kita sendiri. Kesadaran kolektif yang sama, juga akan menumbuhkan benih rasa sayang, yang tergambarkan dalam ikatan persaudaraan secara tulus, iklas, dan yang pasti adalah bersifat alamiah, tanpa usah dengan tambahan polesan artifisial yang seringkali menipu.
Persaudaraan yang dibangun dalam wacana kegiatan di alam terbuka umumnya jauh lebih alamiah, sehingga tidak heran jika diantara sesama Pecinta Alam dengan cepat tumbuh keakraban dan kehangatan yang jarang dimiliki oleh persaudaraan antar kelompok yang lain.
Seringkali persaudaraan ini sedemikian kental, sehingga ketika salah seorang Pecinta Alam tersesat digunung, maka dengan serempak para Pecinta Alam berdatangan dari segenap penjuru belahan tanah air untuk ikut membantu mencari rekannya.
Seorang rekan yang bukan saudara, bahkan tidak dikenalnya secara pribadi, namun ketika mereka adalah sesama Pecinta Alam, maka untuk menemukan dan menyelamatkan hidup mereka yang hilang, maka keamanan diripun dipertaruhkan dengan iklas.
Betapa banyak operasi SAR yang memakan tenaga beratus orang Pecinta Alam selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan kadang lebih dari sebulan, mereka tinggal di base-camp atau pada team-team flying-camp dipelosok rimba, dengan tujuan semata menemukan korban secepatnya, agar jiwa mereka tertolong.
SAR ( Search and Rescue) adalah pengejawantahan dari rasa persaudaraan tadi, yang tidak dimiliki oleh kelompok lainnya, sehingga jiwa militan mereka sudah terlatih dan teruji dengan sendirinya, dan semuanya dikemas dalam sebuah konsep persaudaraan diantara sesama pecinta alam serta kerabat manusia yang lainnya.
Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah-Air.
Pengabdian adalah muara dari aliran sungai kepecinta-alaman, yang akhirnya akan terjun lepas pada samudera kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan tujuan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, baik pada lingkungan terkecil keluarga, maupun sampai dengan yang terbesar, yaitu skala ummat manusia.
Pengabdian yang paling utama adalah pada Tuhan, yang sepenuhnya didasari oleh rasa cinta yang tulus dan iklas, dan dengan basis cinta Tuhan tadi maka dibangun pula cinta bangsa serta cinta negara.
Rasa cinta yang bersifat idealistik abstrak memerlukan implementasi yang terkuantifikasi secara jelas, dan untuk itu diturunkan kedalam bentuk pengabdian, yaitu berupa program-program aplikatif yang relevan dengan dunia kepecinta-alaman. Adalah hal yang wajar jika setiap individu atau setiap kelompok Pecinta Alam di tanah air mempunyai obsesi atau keinginan untuk mengabdi pada agama, bangsa dan negaranya.
Sementara bentuk program pengabdian itu seringkali diwarnai oleh latar belakang kelompok itu sendiri, sehingga seringkali secara teknis bersifat sangat sektoral.
Pecinta alam dengan aneka ragam latar belakang kelompok, jenis pendidikan, sektor penguasaan, dll., membuat pengayaan program-program ini, dimulai dari peduli bencana alam, penghijauan lahan gundul, operasi SAR dan operasi kemanusiaan lain, pembuatan desa binaan, penelitian ilmiah dari berbagai sudut pandang dan disiplin keilmuan atas suatu wilayah, dll.
Semuanya adalah semata demi pengabdian pada tanah air yang dicintainya, yang sejak awal telah menjadi doktrin pokoknya, dan merupakan sumber inspirasional dari sikap militan serta energi vitalitas yang dikandungnya.
Namun demikian, seringkali juga kita mendapatkan fakta, antara cita-cita dan kemampuan tidaklah sebanding dihubungkan dengan sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga hanya dengan uluran tangan sesama rekan saja, maka program-program tadi dapat dilaksanakan, dengan konsep saling membantu, menambal kebocoran, memperkuat kelemahan, dan menyediakan hal-hal yang tidak dapat diadakannya.
Kita sepenuhnya sadar bahwa siapapun itu, baik individu maupun kelompok pasti mempunyai sejumlah potensi kekuatan diri, namun juga mempunyai segi-segi kelemahan serta keterbatasannya.
Rangkuman dari Buku Intersection (Yayat Lessie)
source; boughil.blogspot.com/2013/01/kode-etik-pecinta-alam-dan.html